Senin, 14 September 2009

Bau Intelijen pada Pilpres 2009

2 Juli 2009, 4:58 am


“Black campaign” merupakan bagian dari operasi intelijen. Merupakan permainan jenderal yang terlibat dalam timses,” ujar pengamat

Pernyataan ini disampaikan pengamat politik dari Universitas Indonesia Arbi Sanit. Ia mengatakan, Pilpres 2009 dipenuhi keterlibatan operasi intelijen, padahal pada Pilpres sebelumnya tidak ada intelijen yang terlibat begitu nyata. Menurut Arbi Sanit yang ditemui di sela-sela Diskusi Panel ICMI Sumsel, Selasa (30/6), hal itu terjadi karena banyak pensiunan jenderal atau mantan anggota TNI yang bergabung dalam timses capres-cawapres. “Masing-masing pasangan capres-cawapres punya barisan purnawirawan jenderal yang ahli intelijen,” kata Arbi yang ditemui di Sandjaja. Dikatakan, tumbuhnya keterlibatan intelijen pada pilpres kali ini dinilai tidak baik untuk perkembangan demokrasi di Indonesia. Pola-pola intelijen seperti black campaign atau intimidasi, dinilai dapat dipergunakan masing-masing pasangan calon untuk meraih suara dari pemilih. “Black campaign itu merupakan bagian dari operasi intelijen. Itu merupakan permainan jenderal yang terlibat dalam timses,” ujarnya. Arbi mencontohkan bahwa isu isteri Boediono beragama Katolik bisa jadi adalah permainan intelijen sebagai black campaign. Masing-masing pasangan capres-cawapres berkepentingan memainkan isu tersebut untuk kepentingan kelompok masing-masing. “SBY punya kepentingan agar Pilpres bisa berlangsung satu putaran. Tetapi pasangan lain punya kepentingan agar tidak satu putaran Pilpres,” kata Arbi Sanit. [srp/www.hidayatullah.com]

Setelah Putus PACAR!!!

Setelah Putus PACAR!!!
30 12 2008


Stop Press!! Artikel ini khusus buat mereka yang berpacaran dan pernah punya pacar. Waduh, gimana dong nasib mereka yang hidupnya lurus-lurus aja alias nggak pernah pacaran? Masa’ nggak boleh ikutan baca? Hehe… tentu boleh dong. Siapa tahu ada orang-orang di sekeliling kamu yang membutuhkan, padahal kamu masih belum punya pengalaman, kamu tinggal kasihkan artikel CeMuT edisi kali ini. Asyik kan?

Masa pacaran?, siapa sih yang nggak panas-dingin bila mengenangnya? Panas-dingin karena teringat indahnya. Tapi bisa juga panas-dingin karena takut dosanya. Yang pasti sih, saya yakin kamu udah pada insaf kalo pacaran tuh cuma ajang menumpuk dosa akibat baku syahwat yang melanggar syariat. Kalo masih belum yakin juga, kamu bisa baca-baca lagi file CeMuT yang lalu-lalu biar ingatanmu fresh lagi. Nah, udah ingat lagi kan? Kamu yang dulu memutuskan si dia karena takut dosa. Kamu yang memutuskan kekasih karena insaf. Kamu yang tak mau lagi mempunyai ikatan nggak sah. Kamu yang udah nyadar dan nggak pingin mengulangi lagi. Entah kenapa tiba-tiba aja bayangan si dia nongol lagi dalam benakmu. Tiba-tiba aja nggak sengaja ketemu di angkot. Atau di tempat les bahasa Inggris. Atau bisa juga karena kamu yang lagi beres-beres kamar menemukan satu lembar foto doi dalam pose yang bikin kamu tersepona. Tapak kenangan dirinya ternyata belum hilang sepenuhnya dari benakmu. Duh… gimana menyikapi rasa ini? Padahal kamu tahu bahwa jalinan cinta itu tak mungkin lagi untuk diulang. Ia hanya penggalan masa lalu yang kudu dikubur dalam-dalam. Terus, gimana dong?

Ketika si dia hadir kembali

Setelah beberapa saat mampu melupakan bayangan dirinya, tak disangka tak diduga tiba-tiba si dia hadir lagi dalam kehidupanmu. Kehadirannya pun mampu menghadirkan suasana haru-biru yang dulu pernah singgah di hatimu. Meski kalian sudah tak ada lagi ikatan, kenangan lama itu begitu indah untuk dilewatkan begitu saja. Bagaimana pun, kamu masih menyimpan direktori memori itu dalam salah satu sudut hati. Ehem… Tenang aja, yang namanya perasaan itu bersifat ghoib kok, nggak terlihat. Karena nggak terlihat maka tak bisa pula dikenai hukum. Tapi meskipun bebas dari hukum, bukan berarti kamu bisa bebas juga membiarkannya tanpa batas. Catet ye!

Bukanlah ada Yang Maha Mengetahui baik yang ghoib dan yang nyata? Ya, meski tak ada satu pun teman yang memergoki, tapi kamu pantas malu dong sama Dia. Ia Yang Maha Memantau kondisi hatimu. Lagi pula, kalo yang namanya rasa, meski nggak terlihat tapi ia akan membekas pada perbuatan. Jadi, bisa aja kamu tanpa sadar menyebut namanya. Atau setengah pingsan berusaha lewat depan kelasnya hanya demi bisa melihat sosoknya meski sekilas. Duh… sampe sebegitunya ternyata kalo perasaan dimanjakan.

4

Padahal sedari awal ketika kamu mengambil keputusan untuk mem-PHK dia, kamu sudah sadar sesadar-sadarnya bahwa pacaran adalah salah satu jalan syaitan untuk mengajak maksiat. Karena kamu nggak mau jadi teman syaitan, maka kamu pun nggak mau lagi pacaran. So, sebetulnya kamu itu udah paham kok bagaimana menyikapi pacaran. Cuma yang kamu agak nggak paham adalah menyikapi kenangan yang kadangkala timbul tenggelam kayak tanpa dosa, gitu. Apalagi biasanya mereka yang sebelumnya menjadi aktivis pacaran, biasanya rentan banget untuk diajak balik oleh sang mantan. Memang sih nggak semua, cuma jaga-jaga aja kalo ternyata kamu ternyata adalah tipe yang lemah ini. Waspadalah!

Hati-hati musang berbulu domba

Jangan terjebak dengan bujuk rayu dunia. Entah sang mantan ngajak balik, or ada ikhwan berbulu domba yang ngajakin kamu pacaran dengan bingkai Islam. Mulutnya manisnya ngajak ta’aruf tapi aktivitasnya nggak beda jauh dengan pacaran. Eh, ternyata karena si ceweknya lemah iman (tentu cowoknya juga dong), mau aja ia nginap berhari-hari di rumah si ikhwan tanpa hajat alias keperluan syar’i yang jelas, misalnya. Meskipun sudah jadi calon suami dan bawa teman sekampung, kamu masih belum boleh tuh nginap di rumahnya. Apalagi pake acara pelesir ke tempat-tempat rekerasi. Duh duh… di mana pemahaman kamu tentang hukum syara’ selama ini? Or jangan-jangan kamu bolos ya waktu pembahasan topik pergaulan dalam Islam? Atau.. memang nggak paham?

Kamu kudu hati-hati, saat ini banyak ikhwan jadi-jadian kayak gini. So, biar kamu nggak terjerumus lagi, niatkan hijrahmu ini karena Allah saja, bukan yang lain. Lalu berkumpullah dengan orang-orang sholeh dalam hal ini akhwat-akhwat sholihah yang menjaga diri dan pergaulan. Dengan berkumpul bersama mereka, akan ada orang yang akan menjaga dan menasihati kamu bila akan salah langkah.

Kalo sudah sampe pada tataran ini, kamu kudu introspeksi. Apa yang salah pada dirimu? Kenapa bayangan doi masih menari-nari? Kenapa kenangan itu sulit dihapus dari hati? Pertama, mungkin saja kamu lagi krisis hati yang bermula dari kekurangdekatan kamu pada Yang Maha Membolak-balik hati. Kamu masih punya sekian banyak waktu luang sehingga terbuka peluang untuk bengong. Padahal yang namanya syaitan itu paling demen masuk pada momen ini. Panjang angan-angan dengan banyak melamun. Kedua, ganti ‘kacamata’ yang kamu pake. Si mantan boleh jadi adalah seseorang yang terlihat begitu perfect di matamu. Udah cakep, tajir, ramah, baik hati, suka menolong, rajin menabung, patuh pada orang tua, rajin sholat lagi. Bagi yang belum paham hukum pacaran, cowok tipe ini adalah all girls ever want. Jadi bisa aja kamu begitu dengan berdarah-darah saat memutuskannya. Hehehe..biar hiperbolis gitu kedengarannya. Maksudnya, kamu sebetulnya masih sayang sama dia dan nggak ingin pisah darinya. Tapi kesadaranmu terhadap keterikatan pada hukum Allah Swt., bahwa pacaran adalah aktivitas mendekati zina, jauh lebih kamu pilih daripada kelembutan si dia. Ketiga, bisa jadi kamu ternyata nggak begitu paham konsep jodoh. Kamu mati-matian masih berat sama dirinya meski udah putus. Ada terbersit rasa takut dalam dirimu gimana kalo ternyata si mantan nikah sama cewek lain.

Itu artinya, kamu belum benar-benar putus dan mengikhlaskan dirinya pergi. Jadinya, kamu masih ada harap-harap si dia akan datang dan ngajakin kamu merit. Padahal harapan itu jauh panggang daripada api alias sulit terwujud. Lha wong ternyata pacarmu saat ini malah asyik berlumur maksiat dengan punya cewek baru setelah kamu putus. Iman adakalanya bertambah dan berkurang. Ketika imanmu sedang tinggi-tingginya, kamu begitu pasrah dan ikhlas melepaskannya. Tapi ketika iman sedang down, kamu merasa begitu sayang dan ingin kembali padanya. Itu sebabnya ada resep sederhana: iman bertambah jika taat kepada aturan Islam, iman berkurang tentu jika kita maksiat kepada Allah dan RasulNya. Pilih mana ayo? Orang cerdas, pilih taat syariatNya dong ya. Betul ndak?

Yakinlah pada takdirNya

Yakin pada qadha alias keputusan Allah yang ditetapkan atas diri kita, adalah kuncinya. Selama kita telah berjalan pada rambu-rambu syariatNya, maka selebihnya bertawakallah. Allah hendak menguji imanmu, apakah kamu lebih mencintai sang mantan pacar ataukah taat pada aturanNya? Kamu nggak bisa dong mengaku-aku beriman padahal belum jelas siapa saja yang bakal sanggup melewati pintu-pintu ujian itu. So. ati-ati deh.

Ada sebuah peristiwa, sepasang remaja yang saling mencinta harus rela memutuskan ikatan tanpa status yang mereka punya alias pacaran. Kedua pasang remaja ini adalah pasangan idola di masa SMA. Beberapa tahun kemudian, yang akhwat alias remaja putri tadi memutuskan untuk menerima khitbahan seorang ikhwan. Entah dengan alasan apa, ia memutuskan tidak mau melihat siapa calon suaminya hingga akad tiba. Ia hanya percaya saja pada pembina ngajinya tentang kualitas nih ikhwan. Sumpah!

Dan tepat ketika akad nikah tiba, saat ia harus mencium tangan suaminya, ia mendongak dan jatuh pingsan. Apakah suaminya bewajah seperti beast hingga ia shock? Ternyata sebaliknya. Suami yang kini telah sah menjadi pasangan jiwanya adalah seseorang yang begitu dalam terpatri di lubuk hatinya. Kekasih yang diputuskannya karena Allah dan saat ini Allah pula yang menyatukan sang kekasih dengan dirinya lagi. Tapi kamu jangan buru-buru gembira dulu. Wah, asyik, aku putusin aja sang pacar sekarang. Beberapa tahun lagi ia pasti akan datang meminang dan menikahiku. Waduh, kalo gitu caranya, kamu taat syariat tapi dengan pamrih tuh. Namanya nggak ikhlas, Non. Padahal sebuah amal nggak bakal diterima bila bukan semata-mata hanya mengharap ridhoNya saja. Jadi, pamrih yang dibolehkan cuma ridho Allah, lain tidak.

Karena ada juga sebuah kisah lain yang tidak sama dengan yang di atas. Nih akhwat cakep banget dan di masa jahiliyah sebelum paham Islam dengan baik dan benar, pacar-pacarnya selalu cakep dan kaya. Setelah ngaji, ia pun memPHK pacarnya dan tak mau lagi berhubungan dengan mereka. Dua tahun mengaji, ada ikhwan datang meminangnya. Kondisi ikhwan ini sangat jauh dari tipe laki-laki yang pernah menjadi pacar-pacarnya. Secara fisik, nih ikhwan lebih pendek dari si gadis. Apalagi kakinya juga cacat sebelah. Secara harta, ia pun masih awal dalam pekerjaannya. Tapi apa yang dilakukan oleh si gadis? Ia menerima ikhwan ini karena satu hal, kesholehannya. Kemungkinan ini sangat bisa terjadi. Mungkin secara fisik dan harta, jodohmu tak seindah yang pernah menjadi pacar-pacarmu. Tapi satu hal, bila kesholihan seseorang yang kamu jadikan patokan, maka insya Allah akan barokah dunia akhirat. Dan yang utama, niat atau motivasi kamu dalam beramal sangat menentukan kualitas dirimu ke depan.

“Aku baik-baik saja”

Yakinkan dirimu dengan prinsip: “Aku akan baik-baik saja” (meski tanpa si doi). Jangan terlalu memanjakan perasaan. Kenangan itu hadir kalo kamu emang berusaha menghadirkannya. Emang sih, kenangan itu nggak mungkin bisa terhapus dari memori hatimu. Bahkan, ia merupakan bagian dari proses pendewasaan kamu untuk melangkah ke masa depan. Tapi, itu bukan alasan untuk kemudian berlarut-larut dalam kenangan yang tak berkesudahan. Sebaliknya, tanamkan dalam diri bahwa kamu akan menjadi seseorang yang lebih baik dengan menanggalkan masa lalu yang berlumur dosa akibat menjadi aktivis pacaran.

Jangan mengulang kesalahan yang sama ketika kamu sudah meng-azzam-kan diri alias bertekad untuk berubah. Kalo ternyata sikap dan kelakuan kamu masih sama, bukan nama kamu saja yang bakal jelek. Tapi citra muslimah berjilbab dan anak ngaji pun akan tercoreng. Ibarat susu sebelanga, jangan sampai kamu menjadi nila setitik itu. Pancangkan tekad kuat bahwa kamu nggak akan pernah tergoda lagi untuk ngulangin pacaran. Kamu nggak akan terbuai oleh embel-embel Islam padahal sejatinya adalah maksiat. Dan supaya nggak terjatuh ke lubang yang sama, kamu kudu rajin mencari ilmu tentang batasan pergaulan dalam Islam. Jangan menjadi anak ngaji hanya karena pingin dapat jodoh dari sana. Sesungguhnya setiap amalan dinilai Allah berawal dari niatnya.

Yakinlah kamu akan baik-baik saja kok meski tanpa sang mantan or si ikhwan jadi-jadian. Jodohmu sudah tertulis sejak mula ruhmu ditiupkan. Bahkan Allah telah menjanjikan bahwa laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik dan perempuan yang baik juga untuk laki-laki yang baik. Begitu sebaliknya (coba deh kamu buka al-Quran surat an-Nuur ayat 26). Kamu nggak usah resah dan gelisah masalah jodoh. Toh kita hidup bukan cuma ngurusi masalah satu ini kan? Selama kamu maksimal beikhtiyar dengan jalan yang baik dan benar, jodoh yang datang nanti juga nggak jauh dari kualitasmu. Yakin aja Sobat!

Jomblo Vs Pacaran

Jomblo Vs Pacaran
13 02 2009

Jomblo. Satu kosakata yang sangat ditakuti oleh banyak orang saat ini terutama remaja. Why? Karena kosakata ini mengandung makna negatif yang bikin alergi. Suatu pertanda tidak lakunya seseorang untuk mendapatkan teman kencan dari lawan jenis. Idih…nggak laku? (Emangnya jualan kolor?)

Tapi asli kok, banyak banget remaja apalagi kalangan cewek yang merasa seperti kena kutukan kalo sampe predikat jomblo mereka sandang. Akhirnya dengan berbagai macam cara mereka berusaha untuk melepaskan kutukan ini meskipun dengan berbagai cara. Sudah nonton film 30 Hari Mencari Cinta? Di film itu kan menceritakan tiga orang remaja cewek yang sama-sama berada pada kondisi jomblo. Mereka membuat kesepakatan untuk mencari pacar dalam waktu 30 hari. Bagi yang menang, maka ia akan menjadi raja dan diperlakukan bak putri karena semua pekerjaan rumah akan dikerjakan oleh yang kalah.

Singkat cerita, mereka bertiga benar-benar fokus untuk mendapatkan pacar dalam rentang waktu itu. Karena ngebetnya, sampai-sampai harga diri pun sempat akan tergadaikan ketika sang pacar menginginkan making love alias berhubungan seksual layaknya suami-istri. Belum lagi ngebetnya salah satu tokoh di sana pingin merasakan nikmatnya ciuman bibir sampai melatih diri dengan guling. Naudzhubillah.

Belum lagi resiko bubarnya persahabatan yang mereka bina selama ini hanya karena cemburu dan khawatir pacarnya diembat sahabat sendiri. Meskipun ending-nya semua pacar-pacar karbitan itu pada bubar, tapi kita bisa melihat seberapa parah kondisi remaja kita saat ini terutama dalam pergaulannya.

So, ternyata predikat jomblo begitu menakutkan buat sebagian remaja yang miskin iman. Mereka lebih memilih jalan maksiat dengan pacaran daripada menyandang status ini. Meskipun seringkali dalam pacaran mereka juga merasa terpaksa. Bisa karena dipaksa teman, bisa karena dipaksa ortu, bisa juga dipaksa diri sendiri karena konsep diri yang salah. Jadi emang bisa banyak alasan.

Dipaksa teman terjadi bila teman satu genk pada punya cowok semua. Trus ada satu yang nganggur. Jadilah ada pemaksaan beramai-ramai supaya yang satu ini segera dapat gebetan. Udah deh, siapa aja boleh asal berstatus cowok. Waduh, gawat juga kan. Bisa-bisa sapi dipakein celana bisa diembat juga tuh saking nafsunya (hehehe…)

Ortu bisa jadi mengambil peranan dalam ajang kemaksiatan ini. Ada loh beberapa tipe ortu yang kelimpungan ketika anak gadisnya belum punya pacar. Padahal anaknya sendiri udah nyadar bahwa ini adalah ajang berlumur dosa. Eh, ortunya ngotot agar sih anak nyari pacar. Tulalit banget kan ortu yang kaya gini? (gimana dengan ortu kalian sobat CeMut?)

Atau bisa juga konsep diri remaja yang salah. Ia merasa merana tanpa punya pacar. Ia merasa jelek dan nggak laku ketika belum pernah merasakan rasanya pacaran. Ia akan jauh lebih bahagia bila ada cowok di sampingnya. Nah, ini adalah konsep yang salah dan menyesatkan.

Belum lagi dorongan media baik TV, radio ataupun majalah yang menawarkan gaya hidup bebas dengan label pacaran yang semakin gencar dilakukan. Udah deh, itu semua adalah banyak faktor yang bikin remaja ngebet untuk bisa pacaran. Padahal, apa sih yang didapat oleh pacaran, adalah perbuatan yang bisa kamu putuskan dengan sadar. Jadi, tulisan kali ini akan membantu kamu untuk membuat keputusan benar dalam hidup. Jangan sampai kamu melakukan perbuatan yang salah dan membuatmu menyesal kemudian. Lanjut!

Kenapa harus pacaran?

Hayo…bisa nggak kamu jawab pertanyaan ini? Kenapa harus pacaran? Hmm…mungkin di antara kamu ada yang menjawab:

“biar nggak kuper, biar nggak dibilang nggak laku, biar ada cowok yang sayang sama kita, biar ada semangat untuk belajar, biar nggak malu dengan teman-teman yang pada punya pacar juga’, sekedar pingin tahu rasanya, dll”, masih banyak lagi alasan yang bisa kamu ajukan sebagai pembenaran. Oke deh, kita coba telaah satu per satu yah, masuk akal nggak sih alasan-alasan yang kamu punya itu.

Pacaran, adalah aktivitas yang dilakukan berdua dengan sang kekasih sebelum menikah. Aktivitas atau kegiatan ini bisa bermacam-macam bentuknya. Bisa nonton bareng, makan bakso berdua, jalan berdua atau belajar bersama. Tapi alasan terakhir ini kayaknya banyak nggak jadi belajarnya deh karena pada sibuk mantengin gebetan masing-masing. (Iya apa iya hayooo?)

Kalo kamu sekedar takut dibilang kuper karena nggak mau pacaran, maka mereka para aktivis pacaran itulah yang sebenarnya orang paling kuper dan kupeng sedunia. Why? Karena saya yakin orang pacaran itu dunianya akan berkutat dari pengetahuan tentang doi aja. Coba kamu tanya apa dia tahu perkembangan teknologi terkini? Apa dia tahu di Palestina itu ada masalah apaan sih? Apa dia juga tahu kalo Amerika itu ternyata adalah teroris sejati?

Yakin deh, pasti mereka yang suka pacaran itu nggak bakalan tahu topik beginian. Kalo begitu, mereka itulah yang kuper dan kupeng. Paling tahunya cuma apa hobi sang pacar, apa wakna favoritnya, apa makanan kesukaannya, dll. Coba Tanya berapa nilai ulangan matematikanya, fasih nggak bahasa Inggris-nya, bagus nggak karangan bahasa Indonesia-nya, dan hal-hal seputar itu, pasti deh aktivis pacaran pada bloon (nggak ada sinyal) untuk hal beginian. Kalo pun ada yang pintar, itu sama sekali nggak ada hubungannya dengan pacaran sebagai semangat belajar.

Sebaliknya, pacaran adalah adalah ajang maksiat. Bukankah sudah dikatakan oleh Rasulullah saw., “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh baginya berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita, sedangkan wanita itu tidak bersama mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiga di antara mereka adalah setan” (HR Ahmad)

Waduh, emang kamu mau jadi temannya setan? Hiii, naudzubillah banget tuh. Next, jangan beralasan kamu kuat iman, maka tetep aja ngeyel berdua-duaan. Banyak tuh kasus ngakunya aktivis rohis (semisal anak ksi) yang niatnya dakwah eh..malah kebablasan pacaran. Cerita dikit ya, ada temen dulu yang MBA alias Married By Accident alias lagi hamil di luar nikah karena pacaran. Udah sekolahnya nggak bisa lanjut karena perutnya semakin gendut, ia adalah pihak yang dirugikan. Tuh, si laki-laki yang menghamili bisa dengan enaknya melanjutkan sekolah sampe tuntas. Belum lagi beban dosa besar yang harus ia tanggung. Ingat, berzina adalah salah satu dosa besar yang hanya bisa ditebus dengan taubatan nasuha. Taubat yang sungguh-sungguh dan tak akan pernah mengulangi lagi. Bukan taubat jenis tomat, (saat ini tobat, besok kumat). Duh, itu sih namanya main-main alias nggak serius dan mau berubah total. Nggak baik, Non!. Kalo dalam kehidupan islam sih (khilafah Islamiyah) remaja yang kaya gini (berzinah) harus dirajam (cambuk) 100 kali, dan dilakukan ditengah khalayak, terus diasingkan dan dikucilkan. (idih malunnya, ya iyalah). Maksudnya sebagai penebus dosa kelak di akhirat dan tentunya agar tercipta efek jera pada remaja lainnya. Nggak seperti sekarang, eh malah dinikahkan dan dibuatkan pesta yang meriah lagi. (ya begini nihc ketika kita hidup di negeri sekuler)

Jomblo adalah pilihan

Kok bisa? Di saat teman-teman pada risih dengan status jomblo, masa’ sih malah bisa dijadikan status pilihan? Bisa aja, why not gitu loh? Lagian tergantung persepsi kan?

Kondisi jomblo adalah kondisi yang independen, mandiri. Di saat teman-teman cewek lain serasa nggak bisa hidup tanpa gebetan, kamu merasa sebaliknya. Nggak harus jadi cewek tuh aleman, manja, tergantung ke cowok, dan merasa lemah (Huh…jijay bajay banget). Jadi cewek kudu punya pendirian, kalo perlu pake tongkat (maksudnya nggak asal ikut-ikutan). Meskipun teman satu sekolah memilih pacaran sebagai jalan hidup, kamu tetap keukeuh dengan prinsip: “jomblo tapi sholihah”. Huhuy!

Dulu, ada seorang teman yang ngebet banget pingin punya pacar. Sampe-sampe kalo ada kuis di majalah remaja tentang siap-enggaknya pacaran, doi termasuk yang rajin mengisi untuk tahu jawabannya. Ternyata doi tipe yang sudah siap banget. Akhirnya fokus perhatian dia hanya ke cita-cita pingin punya pacar dan pacar mulu. Prestasi sekolah jadi anjlok. Padahal ternyata nggak ada yang mau sama doi (pake nyumpahin tuhan segala dan mau bunuh diri lagi : Kacian banget kan!).

Nah, beda kasus dengan muslimah sholihah. Ada atau nggak ada yang mau, dia nggak bakal ambil pusing. Mikirin rumus fisika aja sudah cukup pusing, pake mikir hal lain. Maksudnya, mikirin pacar atau pacaran adalah sesuatu yang nggak penting bagi dirinya. Selain ngabisin waktu dan energi, yang pasti menguras konsentrasi dan emosi.

Kalo kamu jadi cewek sudah oke, yang memiliki kepribadian islam (pola pikir dan pola sikap yang islami), jadi jomblo bukan sesuatu yang terpaksa tuh. Malah jomblo adalah sebuah kebanggaan. Kamu bisa tunjukkan kalo jomblo adalah harga diri. Menjadi jomblo bukan karena nggak ada yang mau, tapi kitanya yang emang nggak mau kok sama cowok-cowok anak kecil itu. Lho, kok?

Iya, cowok kalo beraninya cuma pacaran itu namanya masih cowok kecil. Masa’ masih kecil udah pacaran. Huh! Kalo cowok yang udah dewasa, pasti ia nggak berani pacaran, tapi langsung datang ke ortu si cewek dan ngelamar. Merit deh jadinya. Selain menunjukkan tanggung jawab, cowok dewasa tahu kalo pacaran cuma ajang tipu-tipu dan aktivitas berlumur dosa. Hayo…pada berani nggak cowok-cowok kecil itu?

Jomblo tapi sholihah

Jangan pernah takut diolok teman sebagai jomblo. Jangan pernah malu disebut nggak laku. Toh, mereka yang berpacaran saat ini belum tentu juga jadi nikah nantinya. Tul nggak? Malah yang banyak adalah putus di tengah jalan, patah hati terus bunuh diri. Hiii, naudzubillah. Atau bisa jadi karena takut dibilang jomblo malah dapat predikat MBA tanpa harus kuliah alias Married By Accident. (masih ingat! kajian edisi 1)

Lagipula, cewek kalo mau dipacarin kesannya adalah cewek gampangan alias murahan (maafin nihc! agak sedikit kasar). Maksudnya gampang aja dibohongin, gampang diboncengin, gampang dijamah, dan pokoknya digampang-gampangin deh. Lagian kalian mau dijadiin piala bergilir ama tu cowok kecil tadi. Idih…nggak asyik banget!. Toh, nantinya para cowok itu juga bakal males sama cewek beginian karena udah tahu ‘dalemannya’, mereka pinginnya dapat cewek baik-baik.

Terlepas apa motivasi mereka, yang pasti kamu kudu punya patokan atau standar tersendiri. Kamu nggak mau pacaran karena itu dosa. Kamu memilih jomblo karena itu berpahala dan jauh dari maksiat. Kamu nggak bakal ikut-ikutan pacaran karena takut dibilang jomblo dan nggak gaul. Kamu tetap keukeuh pada pendirian karena muslimah itu orang yang punya prinsip. Itu artinya, kamu selalu punya harga diri atas prinsip yang kamu pegang teguh. Iya nggak seh?

Karena banyak juga mereka yang meskipun sudah menutup aurat dengan kerudung gaul, masih enggan disebut jomblo. Jadilah mereka terlibat affair bernama pacaran sekadar untuk gaya-gayaan. Bener-benar nggak ada bedanya dengan mereka yang nggak pake kerudung. Malah parahnya, masyarakat akan antipati sama muslimah tipe ini. Berkerudung tapi pacaran. Berkeredung tapi masih suka boncengan sama cowok non mahrom. Berkerudung tapi sering berduaan sama cowok dan runtang-runtung nggak jelas juntrungannya. Padahal, kelakuannya yang model begitu itu bisa membuat jelek citra kerudung, imej Islam jadi rusak, dan tentunya doi bikin peluang orang lain untuk menilai dan memukul rata bahwa doi mewakili muslimah. Parah banget!

Intinya, predikat jomblo jauh lebih mulia kalo kamu menghindari pacaran karena takut dosa. Menjadi jomblo jauh lebih bermartabat kalo itu diniatkan menjauhi maksiat. Menjadi jomblo sama dengan sholihah kalo itu diniatkan karena Allah semata. Bukankah hidup ini cuma sementara saja? Jadi rugi banget kalo hidup sekali dan itu nggak dibikin berarti. Jadi kalo ada yang rese dengan kamu karena status jomblomu, katakan saja ‘jomblo tapi sholihah, so what gitu loh!’. Hidup Jomblo! Allahu akbar!

Rabu, 09 September 2009

Menggugat Kejujuran Pengusung Ekonomi Kapitalisme

Oleh : Redaksi 29 Oct 2008 - 12:30 pm

Salah satu yang sangat menyolok tampak di depan mata saat krisis finansial global dunia saat ini adalah ketidak jujuran. Ketidakjujuran para pemimpin, ketidak jujuran para intelektual . Padahal kejujuran pastilah dibutuhkan oleh siapapun. Sebaliknya pendusta tentu saja tidak disukai oleh siapapun dan yang jelas dilaknat Allah SWT. Ketidakjujuran itu sekarang tampak jelas dari mereka-mereka yang mengusung dan mempertahankan ideology kapitalisme.

Ketidakjujuran yang pertama adalah menolak bahwa persoalan ini merupakan persoalan system kapitalisme itu sendiri. Mereka mengatakan krisis financial ini bukan persoalan system ideology kapitalisme. Ini hanya masalah naik turun biasa dalam system ekonomi, upaya mencari keseimbangan, hanya sekedar recovery ekonomi. Karena itu menurut mereka , kita tidak membutuhkan pergantian system ideology. Kita cukup memainkan instrument teknis ekonomi seperti naik turun suku bunga, buyback saham, kucuran dana, intervensi pasar, bailout dan lain-lain. Dengan optimis mereka mengatakan , ekonomi dunia akan kembali membaik. (simak diskusi HTI vs VOA "Rizal Mallarangeng" )

Padahal sudah sangat nyata didepan mata krisis ekonomi ini bukan pertama kali terjadi. Sudah terjadi berulang kali. Tentu sangat mengherankan kalau ada yang mengatakan tidak ada yang salah dalam system kapitalisme ini. Kalau tidak ada yang salah kenapa terjadi berulang-ulang ?

Yang menggelikan masih ada intelektual atau pengamat ekonomi di negeri kita yang dikenal pro liberal berjibaku membela ekonomi kapitalisme. Padahal disisi lain, kritik terhadap ekonomi kapitalisme justru bermunculan dari pakar ekonomi Barat maupun pengusaha kapitalis sendiri.

Dalam editorial 20 September The New York Times dengan sangat keras mengecam sistem kapitalisme liberal yang diterapkan pemerintahan Presiden Bush sebagai sumber malapetaka ini. Menurut editorial itu, rakyat Amerika harus diberi tahu kebenaran yang fundamental bahwa krisis yang sekarang menerpa Amerika terjadi sebagai hasil sebuah kesengajaan dan kegagalan sistematik dari pemerintah untuk mengatur dan memonitor aktivitas bankir, kreditor, pengelola dana (hedge funds), asuransi dan pemain pasar lainnya.

Tak urung pemenang hadiah nobel Joseph E. Stiglitz, mengkhawatirkan AS akan terpuruk pada depresi hebat. Ia pun mengingatkan negara-negara peniru sistem kapitalisme AS, untuk bersiap-siap hancur. “Upaya penyelamatan Bush berupa kucuran dana US$ 700 milyar dan nasionalisasi sejumlah bank adalah tanda kematian sistem kapitalisme ala AS,” ujarnya.

Rencana penyelamatan yang dilakukan juga diperkirakan tidak akan benar-benar menyelesaikan masalah. Dalam pandangan Goerge Soros sebenarnya krisis demi krisis sudah bermunculan sejak tahun 1980-an. Namun menurutnya krisis ditangani justru untuk menciptakan krisis baru. Penyelamatan yang dilakukan selama ini bagaikan obat bius yang sekedar meringankan rasa sakit untuk sementara waktu. Itu karena sebab-sebab kehancurannya membutuhkan penyelesaian hingga ke akarnya, bukan hanya kebijakan tambal sulam

Hizbut Tahrir sendiri sudah berulang kali mengatakan yang terjadi sekarang adalah persoalan system yang fundamental. Ada kesalahan fundamental dari system ekonomi kapitalisme sekarang. Tahun 1997, Hizbut Tahrir telah mengeluarkan booklet, Hazzat al-Aswaq al-Maliyah: Asbabuha wa Hukm as-Syar’i fi Hadzihi al-Asbab (Goncangan Pasar Modal: Sebab dan Hukum Syara’ terkait dengan Sebab ini). Dengan tegas dan jelas disebutkan dalam booklet itu persoalan krisis ekonomi kapitalisme berpangkal pada tiga hal ; system keuangan yang ribawi, pasar saham yang spekulatif seperti judi, dan mata uang kertas yang tidak berdasarkan pada emas . Tiga perkara inilah yang membuat ekonomi non riil menggelembung lebih besar dari ekonomi riil. Hal ini menciptakan ekonomi yang rapuh yang kelihatan besaar namun gampang pecah (bubble economic). Dan sekarang tahun 2008, krisis kembali berulang, apa yang sudah lama diingatkan oleh Hizbut Tahrir kembali terulang.

Ketidakjujuran yang kedua adalah menutup mata bahwa system kapitalisme telah membawa penderitaan yang luar biasa bagi umat manusia. Rizal Malarangeng dalam diskusi Halaqoh Islam dan Peradaban yang diselenggarakan Hizbut Tahrir (23/10) dengan menyakinkan mengatakan satu-satunya system ekonomi yang mampu mensejahterakan manusia adalah kapitalisme. Kita tidak habis pikir, bagaimana Bang Rizal bisa menutup mata terhadap korban-korban kapitalisme dunia sekarang ini.

Jauh sebelum terjadi krisis saja kapitalisme telah gagal mensejahterakan manusia. Untuk di Indonesia, berdasarkan data BPS , setelah dinaikkannya BBM,penduduk miskin meningkat dari 15,75 % (2005) menjadi 17,95 % (2006) 39,05 juta hidup miskin (Kompas, 6/11/2006). Memang terakhir jumlah penduduk miskin Indonesia berkurang, tapi tetap saja jumlah yang miskin mencapai puluhan juta. Kalau menggunakan standar 2 dollar /hari (standar Bank Dunia) berarti 50 % rakyat Indonesia (100 juta jiwa) hidup dalam kemiskinan. Nasib dunia juga tak jauh beda, berdasarkan laporan FAO, 800 juta orang terancam mati akibat kelangkaan pangan karena kemiskinan dan keterbelakangan (Kompas, 1/11/2004).

Memang kita akui system kapitalisme telah mensejahterakan manusia. Namun pertanyaannya seberapa banyak yang sejahtera itu ? Hanya segelintir orang yang memiliki modal yang kuat ! Kapitalisme telah menciptakan kesenjangan yang luar biasa. Rudolf H. Strahm (1980) menulis negara-negara industri dg penduduk hanya 26 % menguasai lebih 78 % produksi, 81 % perdagangan dunia, 70 % pupuk, dan 87 % persenjataan dunia. Sedang 74 % penduduk dunia (di Asia, Afrika, dan Amerika Latin) hanya menikmati sisanya, yakni seperlima produksi dan kekayaan dunia.

Laporan UNDP (1999) juga menggambarkan potret yang sama. seperlima orang terkaya dari penduduk dunia mengkonsumsi 86 % semua barang dan jasa dunia. Sebaliknya seperlima penduduk termiskin hanya mendapatkan 1 persen lebih sedikit barang dan jasa dunia. Dalam laporan pendapatannya untuk tahun 2007, pihak ExxonMobil memperoleh keuntungan sebesar $40.6 Billion . Nilai penjualan ExxonMobil mencapai $404 billion, melebihi Gross Domestic Product (GDP) dari 120 negara di dunia. Kita harus memberikan catatan tegas, negara kapitalis dengan perusahaan multinasionalnya memang sejahtera, namun dengan memiskinkan negara berkembang.


Bang Rizal dan para pendukung sistem kapitalisme, mungkin boleh-boleh saja dengan enteng mengatakan, krisis ini hal yang biasa, ekonomi akan kembali seimbang. Dalam diskusi kemarin, Bang Rizal, sambil agak tertawa mengatakan, soalnya kenapa kalau kita kapitalis?Tentu saja masalah bang ! Sebab sistem ini telah membunuh ratusan jutaan manusia.

Kita perlu perlu pertanyakan bagaimana dengan korban-korban krisis ekonomi dunia ini, apakah kita menutup mata dengan semua ini? Di Amerika Serikat sendiri saat ini 28 persen penduduknya - dari sekitar 300 juta orang - termasuk kategori miskin. Data terakhir menunjukkan 37 juta orang malah telah berada di bawah garis kemiskinan. Kini setiap hari orang-orang miskin itu mendapatkan bantuan sebesar 5,6 dolar AS (60 ribu rupiah)/hari untuk makansuatu jumlah yang sangat kecil dan tidak cukup.

Organisasi Buruh Internasional (ILO) memprediksikan, 20 juta orang akan menjadi pengangguran sampai akhir tahun 2009 sebagai dampak dari krisis keuangan yang memicu krisis perekonomian global. Dalam konferensi internasional World Food Day di Dublin, Irlandia, mantan sekjen PBB Kofi Annan menekankan kemungkinan 10.000 anak-anak di Dunia Ketiga meninggal dunia Kamis (16/10) kemarin akibat kekurangan gizi.Beberapa pakar krisis pangan di pertemuan puncak itu sepakat bahwa jumlah orang yang kelaparan di seluruh dunia akan meningkat sekitar 920 juta. Bagaimana kita menganggap perkara ini adalah biasa sementara korbannya ratusan juta manusia? Bukankah mereka itu adalah manusia, bukan sekedar angka-angka?

Walhasil kita butuh kejujuran yang terakhir, untuk menerima sistem ekonomi Islam yang bersumber dari Dzat yang Maha Benar, Allah SWT. Sistem ekonomi yang akan memberikan kesejahteraan pada manusia, bukan hanya muslim tapi non muslim. Bukan hanya segelintir orang , tapi pada semua orang. Sangat tegas politik ekonomi Islam adalah menjamin kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan) tiap individu rakyat, menjamin pendidikan dan kesehatan gratis.

Sangat jelas pula sistem ekonomi Islam yang berdasarkan mata uang emas , perekonomian yang jauh dari riba dan judi yang spekulatif akan mendorong ekonomi sektor riil. Ekonomi Islam lewat pengaturan pemilikan yang disamping mengakui pemilikan individu dan negara juga akan tegas mengatur pemilikan umum yang merupakan milik rakyat dan tidak boleh diserahkan kepada swasta. Air, listrik, hutan, tambang emas,minyak, perak, batu-bara adalah milik rakyat (milkiyah ‘amah) yang dikelola oleh negara untuk kesejahteraan rakyat. Akankah kita masih menolak sistem islam yang agung ini? Lagi-lagi butuh kejujuran. (Farid Wadjdi/HTI)


Krisis Finansial Global, Tanda Nyata Runtuhnya Kapitalisme?


Krisis Finansial Global: Tanda Nyata Runtuhnya Kapitalisme?
HTI-Press. Krisis finansial yang melanda Amerika Serikat, kemudian menjadi krisis global saat ini sebenarnya suatu hal yang biasa dan tidak mengejutkan. Dalam kajian Ikatan Sarjana Ekonomi Islam Indonesia, disebutkan krisis ini ternyata sudah berulang kali terjadi. Sepanjang seratus tahun terakhir sudah terjadi 20 kali. “Itu artinya rata-rata lima tahun sekali krisis ini terjadi,” ujar Ismail Yusanto, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia di depan ratusan peserta Halqah Islam dan Peradaban, di Jakarta Kamis (23/10). Acara ini dihadiri juga oleh pembicara lainnya seperti Achmad Deni Daruri (Presiden Director Center for Banking Crisis), Hartoyo (Mantan Penjabat IMF di Indonesia), dan Rizal Malarangeng (Direktur Freedom Institute) (HTI).

Akhlak Buruk Gerombolan Penolak RUU Pornografi

27 Oct 08 - 1:30 am

Selamatkan anak-anak kita dari bahaya pornografi !
Seandainya pornografi bisa berwujud makhluk atau benda, tentulah ia berwujud sangat buruk, bejat dan menjijikkan. Rupanya wujud yang mirip tergambar pula dari tingkah laku para pendukung pornografi, alias para penolak RUU Pornografi.

Salah satu contoh lama adalah saat aksi demo para penolak RUU APP (kini berganti nama menjadi RUU Pornografi), yang terjadi tanggal 22 April 2006 dimana dihadiri istri Gus Dur, Sinta Nuriyah, pedangdut goyang ngebor Inul Daratista, pemain sinetron Rieke Dyah Pitaloka, Becky Tumewe, Jajang C Noer, Lia Waroka, Olga Lidya, Ratna Sarumpaet, dan lain-lain. Saat demo berlangsung sekelompok waria (bencong) yang berkumpul di mobil tronton, tempat panggung didirikan di pojok kawasan Bundaran HI, Jakarta, melakukan joged yang memamerkan lekuk tubuh. Puncaknya salah seorang dari mereka melakukan pamer payudara didepan para wartawan dan didukung penuh tawa gembira oleh sesama bencong lainnya.

Dalam setiap demo, gerombolan penolak RUU Pornografi dari berbagai kelompok ini selalu tampil dengan aksi-aksi yang secara sengaja mengundang birahi, mengumbar aurat, dan dengan menggunakan spanduk dan poster yang menggunakan bahasa yang jauh dari kesopanan.

Sedangkan dalam dialog di depan publik mereka rela menghalalkan segala cara, misalnya dengan ancaman melepaskan diri dari NKRI, memfitnah bahwa ada upaya Islamisasi dari sekelompok orang di Indonesia, membentuk opini bahwa RUU Pornografi bisa menimbulkan bahaya SARA, dan lain sebagainya.

Kesaksian Ade Armando

Bahkan seorang Ade Armando, ‘ahli komunikasi’ yang kontroversialpun, menjadi kaget setelah menyaksikan tingkah laku gerombolan penolak RUU Pornografi ini. Ade Armando bukanlah seorang yang berpihak pada umat Islam, misalnya sikapnya yang membolehkan muslim mengucapkan selamat Natal atau dukungan terhadap improvisasi sholat ala Wadud, namun dalam aspek pornografi ia merupakan salah seorang pendukung RUU Pornografi.

Berikut ini kesaksian Ade Armando, yang selama ini dikenal menolak gaya aksi FPI, menuliskan kesan-kesannya saat ikut hadir menyaksikan Rapat Dengar Pendapat Umum dengan para wakil masyarakat di provinsi Bali. Kesaksian ini ia tuliskan sendiri di milis Jurnalisme@yahoogroups.com, dan dikutip sesuai aslinya, sbb :

“Awal pekan ini sejumlah anggota DPR berjalan ketiga daerah yang selama ini dianggap sebagai basis penolakan RUU Pornografi untuk melakukan acara Rapat Dengar Pendapat Umum dengan para wakil masyarakat di tiga provinsi: Bali, Sulawesi Utara dan Jogja. Acara ini diadakan terutama untuk menjawab permintaan agar RUU ini disosialisasikan dan didiskusikan kembali. Saya hadir di RDPU soal RUU Pornografi di Bali.


Keadaannya sungguh buruk:

1. Suasana sungguh tak terkendali, bahkan oleh Gubernur. Walau ada sejumlah tokoh masyarakat Bali berbicara dengan tenang, puluhan undangan datang bukan untuk berdiskusi tapi untuk marah dan memaki-maki. Tujuh anggota DPR yang mendukung RUU Pornografi dan berusaha menjelaskan argumen mengapa RUU ini penting diteriaki, dimaki-maki, disuruh turun dan pulang ke Jakarta. Tak ada dialog. Mengingatkan saya pada gaya FPI. Bahkan memang salah satu pembicara menyatakan dirinya mewakili kaum preman.

2. Gubernur Bali menyatakan: "Kami bukan saja menolak RUU Pornografi tapi juga menolak membahasnya!"

3. Pasal-pasal RUU yang dipersoalkan sama sekali tak dibicarakan. Sebagian peserta masih berbicara bahwa kalau disahkan, RUU ini akan mengkriminalkan para turis berbikini di pantai-pantai Bali, mengkriminalkan arca-arca dan patung-patung Bali dan akan mengkriminalkan adat istiadat Bali. Nyata sekali para pembicara ini termakan propaganda dan disinformasi yang menyesatkan tentang isi RUU.

4. Kelompok Islam tidak diundang dalam acara ini. Wakil MUI Bali akhirnya bisa hadir setelah bergerilya mencari cara untuk bisa masuk ke ruangan. Sepanjang acara, mereka, tentu saja, tidak punya kesempatan untuk berkomentar (walau kemudian, saya katakan pada mereka: tak perlulah MUI bicara dalam suasana panas begini.)

5. Wakil PDS di DPR jelas-jelas berusaha memanfaatkan acara ini. Tanpa bicara isi RUU, ia memanfaatkan waktu untuk bicara dengan satu pernyataan singkat: "Sejak awal PDS menolak RUU Pornografi ini." Tepuk tangan pun bergemuruh.

6. Kampanye negatif dengan sangat kasar sangat terasa. Ketua MUI Bali menunjukkan pada saya berita Media Indonesia yang memuat informasi bohong dengan seolah-olah mengutip pernyataan Ketua MUI Bali bahwa dia mendukung penolakan atas RUU Pornografi. Saya sarankan pada dia, kirimkan surat ke Media Indonesia dan Dewan Pers dan koran-koran besar lain bahwa Ketua MUI Bali tidak pernah menyatakan hal itu. Saya katakan, kalau Bapak tidak membantah, orang akan menyangka bahwa MUI Bali memang mendukung penolakan.

7. Bagaimanapun kondisi Bali lebih baik daripada Rapat Dengar Pendapat Sulawesi Utara. Di Sulut, seorang pendukung RUU Pornografi dipukul tatkala menyatakan dukungannya atas RUU Pornografi.

8. Sepanjang acara, ancaman bahwa Bali akan memisahkan diri dari NKRI kalau RUU ini disahkan berulang-ulang disampaikan.

Di Bali, saya belajar, perjalanan kita menuju masyarakat demokratis yang beradab memang masih jauh dari kenyataan. FPI cuma salah satu contoh. Contoh-contoh lainnya tersebar di mana-mana. Tapi, memang, kata siapa hidup ini mudah? (ade armando) “

Nahh, sekarang kita telah melihat bukti tingkah laku para penolak RUU Pornografi. Ini tak lain adalah sikap premanisme pemaksaan kehendak, preman berjubah HAM, radikalisme moral jalanan, pelaku kriminal pemikiran, dan merupakan salah satu bentuk kebrutalan moral rendahan.

Mereka mungkin tidak merasa atau berkilah bahwa mereka bukan mendukung pornografi, tapi mereka sebenarnya tidak menolak infrastruktur bagi keberadaan pornografi. Dan jelas, bahwa mental bejat dan akhlak buruk yang tersembunyi dibalik lipatan-lipatan ‘hak asasi & keadilan’ yang mereka gemborkan sebenarnya adalah salah satu perangkat infrastruktur untuk hidupnya pornografi di negeri yang kita cintai ini.

Bahkan dikutip dari situs lain, bahwa Ketua Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang (RUU) Pornografi Balkan Kaplale mengaku telah menerima 6.000 pesan singkat dari masyarakat mengenai rancangan undang-undang yang sedang dibahas.

"Dari 6.000 SMS hanya 20 yang menolak," aku Balkan di gedung DPR. Sisanya, lanjut Balkan mendukung rancangan undang-undang Pornografi segera disahkan menjadi undang-undang.

Sebelumnya, ratusan orang dari Forum Umat Islam (FUI) melakukan demontrasi di depan gerbang DPR. Mereka mendesak DPR segera mengesahkan RUU tersebut.

Perwakilan massa juga sempat diterima Ketua DPR Agung Laksono, Ketua Pansus Balkan Kaplale, dan Ketua FPPP Lukman Hakim Saefudin. (fpi.or.id/RM)

Aksi Pamer Payudara Karnaval Budaya Tolak RUU APP di Bundaran HI

RUU APP BUKAN untuk menyeragamkan budaya,
BUKAN untuk menyeragamkan dalam berpakaian,
BUKAN untuk memaksakan aturan suatu agama.
RUU APP dapat mengangkat suatu kaum/suku yang masih berpakaian / pola hidup
yang tertinggal, dan BUKAN untuk menangkapnya. Kenapa ?
Karena mereka bukan dengan sengaja mempertontonkannya.
Tapi ini merupakan tugas kita untuk menjadikan mereka
lebih beradab dalam era globalisasi ini.

RUU APP ini justru untuk mendefinisikan Pornografi dan Pornoaksi,
karena TIDAK ADA satupun UU yang jelas mendefinisikan pornografi.
RUU APP ini hanya meminta warga negaranya berpakaian secara sopan,
TIDAK untuk memancing birahi lawan jenisnya (baik laki-laki dan perempuan),
TIDAK ada pemaksaan untuk berpakaian model Islami/Arab/Taliban.
RUU APP melindungi kaum perempuan Indonesia dari
pihak-pihak yang justru merendahkan kaum perempuan
dengan dijadikan objek yang laku dijual demi kaum laki-laki hidung belang.
RUU APP melindungi moral anak-anak kita dari bahaya pornografi
demi membangun masa depan bangsa dengan keilmuannya
bukan dengan mempertontonkan tubuhnya atau bahkan melacurkan dirinya.

Janganlah kalian EGOIS karena saat ini
kalian dapat menikmati keindahan tubuh perempuan.
Janganlah kalian EGOIS karena saat ini banyak job order
untuk tampil dan terkenal dengan mempertontonkan tubuh kalian.
Janganlah kalian mengeruk profit dari mempertontonkan tubuh perempuan
yang justru menghinakan/merendahkan kaum perempuan.

Lihatlah masa depan bangsa…
lihatlah masa depan anak-anak bangsa yang masih lucu,
lugu dan mereka sedang giat belajar.
Jangan ganggu dan usik mereka oleh media pornografi.
Jangan hinakan harga diri mereka karena
ibunya/ayahnya mempertontonkan keindahan tubuhnya.

Selamatkan anak-anak kita dari bahaya pornografi !

Walaupun Penegakkan Hukum oleh Aparat terus digalakkan

Tetap saja Pornography & Pornoaksi terus tumbuh subur

Bahkan pandangan diatas sudah menjadi hal yang Biasa!!

Selamatkan anak-anak kita dari bahaya pornografi !

Krisis Keuangan Global, Derita perih dari Kapitalis

Oleh : rizqi awal 21 Oct 2008 - 6:00 am

Oleh: Rizqi Awal Nabhani Az-Zain Rahman al-Palembani *
Akhir-akhir ini dunia diguncang dengan krisi dahsyat, dengan di awali dari krisis kredit macet perumahan dipertengahan 2007 (subprime Mortage) yang melanda perusahaan besar seperti Bear Stearns, Morgan Stanley, dan Merryll Linch. Bahkan secara lugas krisis saat itu juga merembet dan merambah ke beberapa perbankan dunia termasuk Citigroup yang merupakan induk perusahaan dari Citibank. Akibatnya, mulai adanya system keanehan dalam pasar modal, kenaikan BBM yang semakin tak terkendali serta dan keraguan para investor dalam penanaman modal. Pemerintah USA melalui menteri keuangan berupaya memberikan bantuan kepada perusahaan Merill Lynch untuk dapat diselamatkan. Maklum usut punya usut perusahaan ini berperan besar dalam memuluskan langkah George W. Bush dan salah satu menterinya memiliki kepemilikan modal di perusahaan ini. Namun, hal ini tidak dapat menolong Merill Lynch dari kebangkrutan. Sehingga pada 15 September 2008 Bank of America mengakuisisi perusahaan ini. Yang mengejutkan Lehman Brothers (Big Five Security Company) megumumkan kebangkrutannya di September 2008. Akibatnya perusahaan yang memegang peranan penting simpanan obligasi ini (Security Company) berperan besar dalam ketidakstabilan bursa-bursa saham di seluruh dunia.

Krisis Keuangan global ini telah membawa efek domino yang akan mengguncang seluruh negeri, terutama pada sector non-riil. Namun, krisis seperti ini bukanlah pertama kalinya terjadi. Tahun 1720, dikenal dengan krisis South Sea di mana pada saat itu Negara-negara imperialis terguncang bermasalahnya Perusahaan South Sea yang saat itu di sebut king of investasi Company karena banyaknya masyarakat eropa dan amerika berani menanamkan investasi di perusahaan ini. Akibatnya harga saham mereka jatuh menajdi 150 poundsterling/saham di bulan September 1720 dari bulan sebelumnya yang bernilai 1.000 poundsterling/saham. Krisis 1987, yang ditandai rontoknya IHSG (index harga saham gabungan) Dow Jones jatuh 22% pada tanggal 19 Oktober 1987, yang kemudian berlanjut ke Eropa dan Jepang. Krisis pada tahun 1997-1999 yang ditandai dengan penarikan besar-besaran investasi di asia tenggara oleh para spekulan berakibat penarikan unag dollar secara besar-besaran dan mulai anjloknya saham-sahma di Negara-negara maju. Krisis tahun 2000 yang terkenal dengan krisis DotCom yaitu menaiknya saham perusahaan-perusahaan internet diantaranya AOL dan Amazon. Akibatnya investasi luar biasa dan menguntungkan terjadi kepada perusahaan-perusahaan ini. Namun, pada tahun 2002 tepatnya bulan Oktober bursa NASDAQ mengalami penurunan harga indeks hingga 78 %.

Solusi Islam Dalam Krisis Keuangan Global.
Perbincangan hangat Todays Dialogue yang bertema Runtuhnya Sistem Ekonomi Kapitalis telah membuka mata cakrawala kita betapa bobroknya system Ekonomi Kapitalis ini. Betapa tidak, Rizal Mallarangeng (Direktur Freedom Institut) mati kutu saat ia ingin mempertahankan Liberalisme sebagai ideology dan system terbaik. Henry Spaarini (Pengamat Ekonomi Syariah) menganggap sudah saatnya kita jujur bahwa system kapitalis ini rusak. Krisis yang berulang-ulang ini akan terus terjadi selama system kapitalis masih dipelihara. Tun Kelana Jaya (motivator ulung dan Lajnah Siyasiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia) berujar sudah selayaknya Indonesia bahkan dunia menerapkan system ekonmi syariat Islam. Kenapa harus Ekonomi Syariat ??? Karena pada dasarnya islam tidak pernah mengenal system ekonomi non-riil yang bathil dan kufur. Uang yang beredar hanyalah kertas-kertas obligasi kosong yang tidak mampu menyelamatkan kondisi ekonomi yang riil yang ada. Bahkan islam telah jelas melaknat diadakannya riba.

“Allah telah menghalalkan jual-beli, dan mengharamkan riba.” (TQS Al.BAqoroh:275)
Pengertian riba ini bersifat umum sehingga kredit yang menggunakan aturan riba ataupun apapun itu yang berbuah riba islam melarangnya.

Perekonomian Islam, melarang penjualan komoditi sebelum dikuasia penuh oleh penjualnya, sehingga haram hukumnya menjualkan barang yang tidak menajdi milik si penjual. Islam pula melarang kepemilikan individual terhadap kepemilikan umum seperti barang tambang, air dan padang rumput dan hutan. Sehingga tidak ada perseorangan yang kaya dari hasil kekayaan perusahaanya yang mengolah minyak ataupun emas. Islam pun menjadikan emas dan perak menjadi standar mata uang bukan dengan dollar maupun euro yang selalu fluktuatif perubahannya.

Inilah Islam. Islam menjamin kehidupan msyarakat dengan adanya perbantuan pada baitul mal tanpa adanya bunga ataupun riba akibat pinjaman. Islam juga menuntun kita agar melakukan pekerjaan-pekerjaan dan berdagang dalam hal-hal yang nyata sehingga perputaran keuangan yang ada bersifat nyata. Islam pun menggatikan riba dan digantikan dengan system bagi hasil. Hasilnya Perbankan Syariah stabil dibandingkan dengan perbankan konvensional yang kebanyakan menyimpan dan menggunakan dananya untuk dikutkan dalam bursa saham.

Maka, sudah selayaknya kita campakkan kekufuran ini, sudah selayaknya kita menjadikan islam sebagai system hidup kita. Sudah saatnya kita singsingkan lengan kita untuk menyelamatkan ummat, dengan islam dan tidak disibukkan dengan urusan demokrasi yang sebenarnya telah menjadi biang kerok dan teman baik Kapitalisme.

* (Direktur Light Institut, Manajer Kominfo DKM Unpad, Trainer Manhaj Istiqomah, syabab HTI)

contact: rizqi_group@yahoo.co.id

This Article Posted by : rizqi awal
Date : 21 Oct 2008 - 6:00 am

"Kebenaran"

Katagori : Counter Liberalisme
Oleh : Redaksi 14 Oct 2008 - 6:30 pm

oleh: Hamid Fahmi Zarkasy *
Untuk menguasai agama tidak perlu beragama, demikian kata kaum liberal. Itulah sebabnya mereka membuat “teologi-teologi” baru. “Untuk menjadi wasit tidak perlu menjadi pemain” itu logikanya

“Semua adalah relatif” (All is relative) merupakan slogan generasi zaman postmodern di Barat, kata Michael Fackerell, seorang missionaris asal Amerika. Ia bagaikan firman tanpa tuhan, dan sabda tanpa Nabi. Menyerupai undang-undang, tapi tanpa penguasa. Tepatnya dokrtin ideologis, tapi tanpa partai. Slogan itu memang enak didengar dan menjanjikan kenikmatan syahwat manusiawi. Baik buruk, salah benar, porno tidak porno, sopan tidak sopan, bahkan dosa tidak dosa adalah nisbi belaka. Artinya tergantung siapa yang menilainya.

Slogan relativisme ini sebenarnya lahir dari kebencian. Kebencian Pemikir Barat modern Barat terhadap agama. Benci terhadap sesuatu yang mutlak dan mengikat. Generasi postmodernis pun mewarisi kebencian ini. Tapi semua orang tahu, kebencian tidak pernah bisa menghasilkan kearifan dan kebenaran. Bahkan persahabatan dan persaudaraan tidak selalu bisa kompromi dengan kebenaran. Aristotle rela memilih kebenaran dari pada persahabatan.
Tidak puas dengan sekedar membenci, postmodernisn lalu ingin menguasai agama-agama. “Untuk menjadi wasit tidak perlu menjadi pemain” itu mungkin logikanya. Untuk menguasai agama tidak perlu beragama. Itulah sebabnya mereka lalu membuat “teologi-teologi” baru yang mengikat. Kini teologi dihadapkan dengan psudo-teologi. Agama diadu dengan ideologi. Doktrin “teologi” pluralisme agama berada diatas agama-agama. “Global Theology” dan Transcendent Unity of Religions mulai dijual bebas. Agar nama Tuhan juga menjadi global di ciptakanlah nama “tuhan baru” yakni The One, Tuhan semua agama. Tapi bagaimana konsepnya, tidak jelas betul.

Bukan hanya itu “Semua adalah relatif” kemudian menjadi sebuah kerangka berfikir. “Berfikirlah yang benar, tapi jangan merasa benar”, sebab kebenaran itu relatif. “Jangan terlalu lantang bicara tentang kebenaran, dan jangan menegur kesalahan”, karena kebenaran itu relatif. “Benar bagi anda belum tentu benar bagi kami”, semua adalah relatif. Kalau anda mengimani sesuatu jangan terlalu yakin keimanan anda benar, iman orang lain mungkin juga benar. Intinya semua diarahkan agar tidak merasa pasti tentang kebenaran. Kata bijak Abraham Lincoln, “No one has the right to choose to do what is wrong”, tentu tidak sesuai dengan kerangka fikir ini. Hadith Nabi Idha ra’a minkum munkaran…dst bukan hanya menyalahi kerangka fikir ini, tapi justru menambah kriteria Islam sebagai agama jahat (evil religion) versi Charles Kimbal.

Jadi merasa benar menjadi seperti “makruh” dan merasa benar sendiri tentu “haram”. Para artis dan selebriti negeri ini pun ikut menikmati slogan ini. Dengan penuh emosi dan marah ada yang berteriak “Semuanya benar dan harus dihormati”. Yang membuka aurat dan yang menutup sama baiknya. Confusing! Sadar atau tidak mereka sedang men “dakwah”kan ayat-ayat syetan Nietzsche tokoh postmodernisme dan nihilisme. “Kalau anda mengklaim sesuatu itu benar orang lain juga berhak mengklaim itu salah”. Kalau anda merasa agama anda benar, orang lain berhak mengatakan agama anda salah.


Para cendekiawan Muslim pun punya profesi baru, yaitu membuka pintu surga Tuhan untuk pemeluk semua agama. “Surga Tuhan terlalu sempit kalau hanya untuk ummat Islam”, kata mereka. Seakan sudah mengukur diameter surga Allah dan malah mendahului iradat Allah. Mereka bicara seperti atas nama Tuhan.

Slogan “Semua adalah relatif” kemudian diarahkan menjadi kesimpulan “Disana tidak ada kebenaran mutlak” (There exists no Absolute Truth)”. Kebenaran, moralitas, nilai dan lain-lain adalah relatif belaka. Tapi karena asalnya adalah kebencian maka ia menjadi tidak logis. Kalau anda mengatakan “Tidak ada kebenaran mutlak” maka kata-kata anda itu sendiri sudah mutlak, padahal anda mengatakan semua relatif. Kalau anda mengatakan “semua adalah relatif” atau “Semua kebenaran adalah relatif” maka pernyataan anda itu juga relatif alias tidak absolut. Kalau “semua adalah relatif” maka yang mengatakan “disana ada kebenaran mutlak” sama benarnya dengan yang menyatakan “disana tidak ada kebenaran mutlak”. Tapi ini self-contradictory yang absurd.

Menghapus kepercayaan pada kebenaran mutlak ternyata bukan mudah. Di negeri liberal seperti Amerika Serikat sendiri 70% Krsiten missionaries dan 27% atheis dan agnostik percaya pada kebenaran mutlak. Bahkan 38% warga Negara dewasanya percaya pada kebenaran mutlak. (Seperti dilaporkan William Lobdell di the Los Angeles Times dari hasil penelitian Barna Research Group). Karena itu doktrin postmo pun berubah:“Anda boleh percaya yang absolut asal tidak mencoba memaksakan kepercayaan anda pada orang lain”. Artinya tidak ada siapapun yang boleh menyalahkan siapa dan melarang siapa. Tapi pernyataan ini sendiri telah melarang orang lain. Bagi kalangan Katholik di Barat ini adalah sikap pengecut, pemalas dan bahkan hipokrit. Bagi kita pernyataan ini menghapuskan amar ma’ruf nahi munkar.

Slogan “Semua adalah relatif” pun menemukan alasan baru “yang absolut hanyalah Tuhan”. Aromanya seperti Islami, tapi sejatinya malah menjebak. Mulanya seperti berkaitan dengan masalah ontologi. Selain Tuhan adalah relatif (mumkin al-wujud). Tapi ternyata dibawa kepada persoalan epistemologi. Al-Qur’an yang diwahyukan dalam bahasa manusia (Arab), Hadith yang disabdakan Nabi, ijtihad ulama dsb. adalah relatif belaka. Tidak absolut. Sebab semua dihasilkan dalam ruang dan waktu manusia yang menyejarah. Padahal Allah berfirman al-haqq min rabbika (dari Tuhanmu) bukan ‘inda rabbika (pada Tuhanmu). “Dari Tuhanmu” berarti berasal dari sana dan sudah berada disini di masa kini dalam ruang dan waktu kehidupan manusia. Yang manusiawi dan menyejarah sebenarnya bisa mutlak.

Thomas F Wall, penulis buku Thinking Critically About Philosophical Problem, menyatakan percaya pada Tuhan yang mutlak berarti percaya bahwa nilai-nilai moral manusia itu dari Tuhan. Demikian sebaliknya kalau kita tidak percaya Tuhan (hal 60). Jika ada yang percaya bahwa nilai moral manusia itu adalah kesepakatan manusia,…tentu ia tidak percaya pada yang mutlak. “Semua adalah relatif” bisa berarti semua tidak ada yang tahu Tuhan yang mutlak dan kebenaran firmanNya yang mutlak. Jika begitu benarlah pepatah para hukama ’al-Nas a‘da ma jahila, manusia itu benci terhadap apa yang tak diketahuinya. [www.hidayatullah.com]

Penulis Direktur Eksekutif Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS)

Islam Mataram dan Derita Muslim Indonesia

Oleh : Abi Waskito 16 Oct 2008 - 4:00 pm

Bismillahirrahmaanirrahiim.
Sejak lama, bangsa kita tidak pernah bahagia. Bahagia hanya ada di ujung lidah, tidak terwujud dalam realitas sebenarnya. Selama ratusan tahun, 350 tahunan, bangsa kita berada di bawah kolonialisme asing (VOC, Belanda, Inggris, Jepang). Setelah merdeka kita berada dalam penderitaan di bawah kepemimpinan putra-putra pribumi. Zhahirnya merdeka, tetapi hakikatnya masih dijajah bangsa lain. Malah penjajahan era sekarang sangat dahsyat, sebab operatornya multi nasional.

Apa yang disebut kehidupan adil-makmur, gemah ripah loh jinawi, hanyalah fantasi, hanyalah mimpi untuk menina bodokan kesadaran bangsa ini. Kita tidak pernah sampai ke keadaan itu, sejak jaman kolonial sampai saat ini. Tidak usah jauh-jauh, sekedar setara dengan kondisi bangsa Malaysia saja, kita tidak mampu. Para pemimpin, cendekiawan, pakar, ulama, dll.

kerja mereka hanya dan hanya membohongi Ummat dengan kata-kata manis, untuk menyembunyikan kebobrokan sebenarnya.

Saudaraku, disini saya akan mengajak Anda memahami latar-belakang penderitaan hidup kaum Muslimin Indonesia. Marilah kita jujur dalam berkata, tidak perlu berbasa-basi lagi, sampaikan kebenaran apa adanya, tidak perlu ditutup-tutupi. Agar, anak-anak kita nanti merasa memiliki teladan dalam pembelaan terhadap kebenaran, bukan terus-menerus ditipu oleh manusia-manusia berlidah manis, namun bengis hatinya. Ghafarallahu liy wa lakum wa lil Muslimina wal Muslimat. Amin.

Sebuah Fakta Sosial



Pawai Budaya menentang RUU APP
Baru-baru ini permaisuri kraton Yogyakarta, Kanjeng Gusti Ratu (KGR) Hemas mendukung aksi penolakan terhadap RUU Pornografi dalam sebuah aksi demo di Bali, dihadiri sekitar 5000 orang. (Jawa Pos, 12 oktober 2008, hal. 4). Jauh-jauh Hemas datang untuk mendukung penolakan terhadap RUU Pornografi. Dalam aksi itu Hemas berorasi, “Di Jogja bulat menolak. Itu dilakukan lewat kraton. Sikap ini perlu disuarakan lagi agar penolakan lebih meluas dan banyak. Jika sampai diterapkan akan merugikan dan merusak tatanan bangsa.” Perlu diketahui, Hemas ini termasuk anggota DPD juga.



Lebih keras lagi, Hemas berkata, “Ini memang harus ditolak dan ditolak. Mari lawan RUU Pornografi sampai kapan pun.”

Sementara itu, Franky Sahilatua, yang bernyanyi di acara itu, sebelum memulai lagunya, dia mengatakan, “RUU Pornografi seperti serigala berbulu domba. Luarnya domba, dalamnya serigala. Jika dibiarkan lolos, kebudayaan Indonesia akan habis dimakan dengan kasarnya bak serigala.” Kata-kata Franky mendapat applaus luas dari massa peserta aksi. Begitu, kata Jawa Pos.

Aneh sekali, Hemas dan Franky ini. Mencegah pornografi kan sama saja dengan menyelamatkan kaum wanita dari penindasan oleh tangan-tangan kejam. Tapi aneh, malah ditolak. Mereka bilang, RUU itu bisa membahayakan keutuhan bangsa. Dulu, di jaman Orde Baru tidak ada pornografi-pornografi gila itu, apakah negara hancur, kebudayaan mati? Dulu pornografi dilarang keras, anak pelajar membawa novel-novel cabul saja bisa disita dan diberi peringatan keras. Di negara manapun, menyelamatkan moral itu tidak membahayakan negara, atau merongrong kesatuan, tetapi justru memperkuat bangsa itu sendiri.

Sebenarnya, orang-orang itu perlu jujur mengatakan. Mereka ingin menyelamatkan industri pornografi, industri seks (prostitusi), iklan-iklan rusak di TV, baliho-baliho rusak di jalan-jalan, dan segala macam industri yang berhubungan dengan keseksian tubuh wanita. Hanya itu tujuan mereka, tapi ngomongnya aneh-aneh, sok pintar. Justru mereka yang “serigala berbulu domba”; ngomongnya tinggi-tinggi, padahal tujuannya menyelamatkan bisnis esek-esek. Na’udzubillah min dzalik.

Saya tidak percaya, orang seperti Hemas layak disebut Kanjeng Gusti Ratu (KGR). Kanjeng gusti apane? Malah mendukung kampanye moral bejat (anti RUU Pornografi). Ini sih bukan sikap KGR, tapi lebih dekat dengan sifat-sifat setan yang menikam moral manusia yang luhur.

Sebab Kejayaan Bangsa
Kejayaan sebuah bangsa itu tergantung komitmennya terhadap keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tidak ada pilihan lain, selain itu. Dalam Al Qur’an, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Al A’raf: 96).

Hal ini sudah rumus yang pasti, sunnatullah, berlaku secara presisi, tidak bergeser walau setipis rambut dibelah tujuh. Demikian adanya, kalau mau negara yang adil-makmur, harus ditegakkan keimanan dan takwa. Kalau mau sengsara, silakan cari jalan yang lain.

Memang, suatu bangsa bisa hidup dengan tingkat kesejahteraan ekonomi tinggi, meskipun tidak beriman dan bertakwa. Tetapi syaratnya banyak, antara lain:

(1) Dia harus bekerja meraih kesejahteraan itu dengan mati-matian. Tubuh dan kehidupan mereka harus dipakai seperti mesin, bahkan lebih kejam dari itu. Hal ini terjadi seperti di negara Jepang, Korea Selatan, atau Taiwan. Mereka maju, tapi spiritual hancur.

(2) Dia harus menegakkan keadilan seadil-adilnya, tidak pilih kasih, tidak memanipulasi hukum, tidak mendahulukan orang kaya ketimbang orang miskin. Semua orang diperlakukan secara adil, setara, tidak ada kezhaliman. Bangsa Eropa termasuk yang memiliki komitmen terhadap masalah keadilan ini, meskipun kekurangan dan kelemahan ada disana-sini.

(3) Dia harus menindas dan menjajah bangsa-bangsa lain yang lemah, serta menipu mereka agar bisa menguasai kekayaannya. Ini cara kasar, tapi banyak dipakai. Ini cara Mafia untuk hidup sejahtera dengan modal pistol, menembak kepala, menggarong, merampok, jualan narkoba, judi, prostitusi, dst. Kaya memang, tapi moral bejat, maka hidup pun bejat. Dalam banyak hal, Amerika lebih mirip dengan model seperti ini.

(4) Bagaimanapun juga, apa yang didapatkan negara yang memenuhi syarat-syarat di atas, hanya kekayaan materi, hilangnya kebahagiaan batin, lenyapnya harmoni, sakinah, dan kedamaian jiwa. Mereka lapang secara materi, tetapi hancur secara moral-spiritual.

Nah, itu syaratnya. Bisa saja sebuah bangsa makmur tanpa keimanan dan takwa, tetapi harus membayar syarat-syarat seperti di atas. Indonesia sendiri, dari sisi kerja keras kurang, dari sisi keadilan tidak, dari sisi hegemoni internasional ya lemah, jadi mau berharap apa? Lihatlah China dan India, dari sisi agama mereka jauh-jauh sekali. Tetapi karena mereka memenuhi sebagian syarat di atas, Allah Maha Bijaksana, Dia berikan hasil dari kerja keras mereka. Masak sih kerja keras manusia tidak dihargai?

Seharusnya, kalau Ummat Islam Indonesia ingin maju, mereka harus memiliki kualitas keimanan dan ketakwaan yang tinggi, sehingga karena hal itu, Allah mendahulukan keberpihakan-Nya kepada kita daripada kepada bangsa-bangsa kafir tetapi pekerja keras itu. Tetapi karena negeri ini iman pas-pasan, takwa kalau hanya Ramadhan saja, dan malas berusaha, ya sudah terima saja nasib jadi negara pecundang sejak jaman dulu sampai saat ini.

Saat ini hampir tidak ada yang bisa diandalkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Keimanan segitu-gitunya, takwa cuma di mulut, lalu determinasi perjuangan lemah, dosan musik, gemar joget-joget, konsumsi sangat tinggi, maniac produk Barat, seneng nonton TV, dll. Ya, dengan keadaan begini, kita mau dapat apa? Paling hanya dapat ampas saja. Iya kan, riil kan?

Islam Versi Mataram
Saat bicara tentang Islam Indonesia, kita perlu melihat ke belakang. Dulu waktu Majapahit runtuh, bangkitlah Kerajaan Islam di Demak Bintoro. Ini kerajaan yang baik, dengan segala kelebihan-kekurangan yang ada disana. Karya terbesar Demak selain merintis runtuhnya Majapahit adalah dengan mengirimkan Fatahillah rahimahullah untuk mengusir Portugis dari Jaya Karta. Selain itu Demak mengutus ekspedisi Adipati Yunus untuk membela Malaka menghadapi Portugis juga. Selama Kerajaan Islam didampingi para Wali (Wali Songo), Pemerintahan mereka berhaluan Islami. Anda harus mencatat, bahwa waktu itu para Wali sudah menghukum mati Syech Siti Jenar karena paham manunggaling kawula gusti. Kalau di jaman ini, para Wali rahimahumullah jami’an itu akan dituduh: Islam ekstrem, garis keras, militan, fundamentalis, puritan, tekstual, pro teroris, tidak “rahmatan li ‘alamin”, dan setumpuk omong kosong lainnya.

Tetapi Syariat Islam mulai mengalami kemunduran sejak Kerajaan Demak dipindah ke Pajang oleh Sultan Hadiwijaya. Dan yang paling tragis, dari Pajang dipindah ke Mataram oleh Panembahan Senapati. Nah, drama kehancuran Syariat Islam ada di tangan Panembahan Senapati ini. Islam yang semula sudah di pesisir dipindah ke tengah daratan (Mataram). Lebih celakanya, nama kerajaan yang diklaim “kerajaan Islam” itu memakai nama Mataram, sebuah nama seperti kerajaan Hindu di awal-awal sejarah kerajaan di Pulau Jawa. Mengapa harus memakai nama Mataram lagi? Itu kan pertanyaannya.

Kelak kerajaan Mataram itu terpecah dua menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta. Tetapi yang sangat layak diperhatikan adalah corak keislaman yang dibangun oleh Panembahan Senapati dan sultan-sultan keturunannya. Islam yang mereka bangun tidak murni tegak di atas Syariat Islam, tetapi dicampur dengan mistik dan penyembahan kepada jin, benda-benda pusaka, dan Nyai Roro Kidul. Para ahli menyebutnya sebagai sinkretisme, mencampur-baurkan Islam dengan ajaran paganisme non Islam.

Secara zhahir mereka beragama Islam, tetapi hatinya kafir, sebab berbuat musyrik kepada Allah. Namanya Muslim, menjalankan shalat, datang ke Masjid, membayar zakat, puasa Ramadhan, naik Haji, tetapi hatinya musyrik, masih menyembah Nyi Roro Kidul, menyembah Dewi Sri, menyembuh pusaka-pusaka keramat, percaya dukun, percaya ramalan, percaya hari baik hari sial, dsb. Rusak dan rusak sekali akidah mereka, hatinya hancur, Islam hanya bajunya, sementara hatinya kafir kepada Allah Ta’ala.

Padahal kemusyrikan seperti yang diajarkan di Kerajaan Mataram itu adalah kemusyrikan akbar yang mengeluarkan pelakunya dari pangkuan Islam. Mereka lebih buruk keadaannya daripada kaum musyrikin di Makkah di jaman Nabi Saw. Dalam Al Qur’an, “Sesungguhnya, siapa yang mensyirikkan Allah (dengan sesuatu sembahan lainnya), pasti Allah mengharamkan baginya syurga, dan tempat kembalinya adalah neraka.” (Al Maa’idah: 72).

Kalau Anda ditanya, bagaimana status keislaman orang-orang yang menyembah Nyi Roro Kidul, menyembah pusaka-pusaka keramat, menyembah benda-benda magis, menyembah sapu, jin, penunggu pohon, istana, gua, rumah tua, dsb. Jawab dengan tegas tidak usah ragu-ragu, “Kalau mereka telah tahu ilmunya, kalau mereka melakukan semua itu dengan sukarela, tidak dipaksa, maka hukumnya adalah: KAFIR! Mereka keluar dari Islam, meskipun sudah berhaji 350 kali.“

Kita harus tegas menghadapi Islam versi Mataram ini, sebab hakikatnya ia bukan Islam, malah lebih buruk dari kemusyrikan kaum musyrikin di Makkah dulu. Kita jangan ragu-ragu, sebab keraguan itulah yang telah menjadikan keadaan kaum Muslimin selama ini hancur-lebur.




Pendewaan terhadap Nyi Roro Kidul masih berlangsung hingga sekarang, baca :
Kesaksian 'Raja Jin' Soal Marahnya Nyi Roro Kidul



Islam Orang Indonesia
Kalau setiap Shalat Jum’at, Anda pasti sering mendengar para khatib mengatakan, “Marilah kita meningkatkan iman dan takwa kepada Allah!” Sering, sering kita mendengarnya. Jika iman dan takwa itu benar-benar dilakukan, rasanya mustahil bangsa Indonesia akan hidup berantakan seperti saat ini. Artinya, apa yang dikatakan oleh para khatib itu hanyalah bumbu-bumbu omongan, tidak ada realitasnya dalam kenyataan. Iman dan takwa only on theories.

Di Indonesia sendiri, banyak sekali Ummat Islam yang keislamannya sangat menyedihkan. Mereka mengaku Islam, tetapi banyak yang terjerumus dalam perbuatan kekufuran. Contohnya:

(-) Secara sengaja meninggalkan Shalat 5 Waktu, meninggalkan Puasa Ramadhan, meninggalkan kewajiban Zakat. Padahal di jamannya, Khalifah Abu Bakar sampai memerangi orang-orang yang mengingkari kewajiban Zakat.

(-) Tenggelam dalam usaha atau bisnis ribawi. Bukan hanya tenggelam, mereka mempertahankan, mengembangkan, malah antipati kepada usaha-usaha non ribawi. Katanya, “Usaha non ribawi itu nonsense.” Kata-kata seperti itu kan sama saja dengan mengatakan, riba itu halal. Seperti ucapan kaum Yahudi yang mengatakan bahwa riba sama dengan jual beli (sama halalnya).

(-) Membenci Hukum Islam, baik sedikit atau banyak. Aksi di Bali yang ditokohi oleh Si Hemas itu mencerminkan kenyataan ini. Dia mengaku Muslim, tidak berani menjadi kafir, tetapi menolak bahkan membenci nilai-nilai Islam (sekurangnya dalam soal pencegahan pornografi).

(-) Memerangi para pemuda Islam atau gerakan Islam yang bersungguh-sungguh ingin memperjuangkan Syariat Islam. Banyak sekali yang seperti ini. Bahkan ada di antara mereka, orang-orang yang pintar sekali agama, tahu dalil-dalil, pintar menukil kata-kata ulama Salaf, tetapi kerjanya merecoki terus usaha-usaha positif untuk menegakkan Syariat Islam. Mereka tidak berbuat apa-apa selain menghadang upaya gerakan Islam dalam menegakkan Syariat. Sudah begitu, mereka merasa paling dekat dengan pintu syurga. Ya Allah ya Aziz, jauh panggang dari api.

(-) Mencintai negara Indonesia di atas kecintaannya kepada Allah, Rasulullah, dan Islam. Ini kenyataan dan sangat banyak yang seperti ini. Bagaimana bisa, mereka setiap saat tidak segan-segan menghormat bendera Indonesia, tetapi disuruh shalat 5 waktu kedulnya minta ampun.

(-) Meyakini sebuah pemikiran pluralisme, bahwa semua agama itu benar. Nah, ini juga menghasilkan kekafiran yang nyata. Tidak diragukan lagi. Termasuk pemikiran-pemikiran liberal lain yang sangat menikam akidah Islam.

(-) Tidak merasa bersalah bekerja di lembaga, perusahaan, industri, kantor, atau apapun yang nyata-nyata mereka memusuhi Islam. Mereka mencari uang dari hasil memusuhi Islam. Hal ini juga merupakan kekafiran bagi pelakunya.

(-) Menyembah sesembahan-sesembahan selain Allah, seperti Nyi Roro Kidul, Dewi Sri, Sang Yang Widi, Roro Jonggrang, Bayu Bajra, ousaka keramat, kuburan keramat, penguasa lautan, penguasa gunung, penunggu pohon, dukun sakti, guru pendiri aliran silat, dsb. Semua ini adalah kekafiran besar yang bisa mengeluarkan pelakunya dari Islam. Termasuk di dalamnya berbagai macam sihir, pemujaan, berserikat dengan setan, dan sebagainya.

(-) Sangat fanatik pada tokoh-tokoh tertentu, menghukumi sesuatu sesuai selera tokoh-tokoh itu. Halal atau haram di tangan tokoh itu. Sampai ada yang pernah demo dengan mengangkat tulisan, “Gus Dur tuhan kami!” Ya Allah, semua ini adalah kekafiran yang nyata.

Kalau dipikir-pikir, banyak orang Indonesia yang terjerumus dalam salah satu cabang kekafiran seperti di atas. Kalau ada yang bisa menyelamatkan, ia adalah kejahilan (karena mereka tidak tahu), terpaksa, atau mereka hanya ikut-ikutan, ikut lahirnya padahal ingkar di hatinya.

Dan sangat disayangkan, para pemuka-pemuka Muslim tidak berani berkata tegas dalam masalah seperti ini. Mereka takut berkata tegas, sebab khawatir urusan dunianya akan berantakan. Jadi, penyakit al wahn itu tidak hanya menimpa hati rakyat, juga para pemimpin Muslim itu. Padahal Al Qur’an sudah memberi nasehat sangat berharga, “Janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, maka akan Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian dan agar kalian mendapat petunjuk.” (Al Baqarah: 150).

Karena diam kita selama ini, Ummat Islam di hari ini menderita. Maka jangan diam lagi, sampaikan kebenaran apa adanya. Tidak perlu ragu-ragu. Siapa yang takut dunianya hancur karena membela al haq, tinggalkan saja mereka. Biarlah mereka bersembunyi memeluk dunianya. Padahal Allah berjanji akan membela dan menyempurnakan nikmat bagi hamba-hamba-Nya yang istiqamah. Ketakutan Anda tidak akan berdampak, selain membuat Anda sendiri menderita.

Tentu saja, mari kita IZH-HARUL HAQ, menampakkan kebenaran dalam rangka dakwah, bukan dengan metode kekerasan fisik. Mari tegakkan al haq, jangan ragu-ragu, tetapi hindari cara-cara kekerasan fisik, sebab hal itu akan mengundang fitnah yang besar. Ingat, dalam dakwah Nabi di Makkah, beliau mula-mula menegakkan kebenaran secara lisan, tidak dengan pedang.

Dominasi Islam Mataram
Sayangnya, Islam gaya Mataram di atas banyak dianut oleh bangsa Indonesia. Banyak sekali kaum Muslimin yang tidak ikhlas dalam menghadapkan wajahnya kepada Allah Ta’ala. Mereka mengaku Muslim, mengaku bersyahadat, tetapi akidahnya menyembah Nyi Roro Kidul, Dewi Sri, penjaga laut, penjaga gunung, penjaga danau, penjaga gua, dan seterusnya. Mereka lebih takut kepada berhala-berhala itu daripada rasa takutnya kepada Allah Ta’ala. Sejujurnya, masih banyak kaum Muslimin di Indonesia ini yang terjerumus kemusyrikan yang bisa berakibat mereka keluar dari Islam.

Islam Mataram hanya Islam di permukaan, hatinya kafir kepada Allah. Maka itu Anda akan saksikan ironi luar biasa dari kerajaan-kerajaan seperti Yogya, Surakarta, dll. Mereka tampak seperti kaum Muslimin, tetapi akidahnya telah digadaikan kepada kemusyrikan. Na’udzubillah wa na’udzubillah min dzalik.

Kondisi inilah yang telah menyebabkan bangsa Indonesia hidupnya sengsara, sejak dulu sampai saat ini. Bagaimana akan mulia, wong hidup di atas akidah kemusyrikan? Bahkan kemusyrikan itu menjadi “konsultan” para pemimpin. Setiap pemimpin butuh backing dari kekuatan ghaib, yang intinya setan, agar bisa bertahan dalam kepemimpinannya. Mulai dari jimat, dukun, paranormal, penasehat spiritual (dukun juga), merah delima, wangsit, hitungan primbon, dll. Semua itu kemusyrikan, hina di sisi Allah, hina pula di dunia dan di mata manusia.

Islam itu al haq, ia putih, bersih, nur dari langit. Sedangkan kemusyrikan itu kotor, hitam, hina, busuk, menetes dari liurnya Iblis laknatullah. Dua hal yang berbeda tidak boleh disatukan dalam satu wadah jiwa kita, bangsa Indonesia. Jika kita satukan, yang terjadi adalah kehancuran lahir batin, kekalahan dunia Akhirat, hakikat senestapa-nestapanya nasib manusia.

Perhatikan teguran Allah kepada Bani Israil ini: “Apakah kalian beriman kepada sebagian isi Al Kitab dan kafir terhadap sebagian yang lain? Tidaklah balasan terhadap siapa yang berbuat seperti itu, melainkan kehinaan dalam kehidupan dunia, dan kelak mereka akan dikembalikan (di Akhirat) ke dalam seberat-beratnya siksa.” (Al Baqarah: 85).

Lihatlah, mencampur adukkan nur ajaran Islam dengan kemusyrikan, tidaklah berakibat kecuali kehancuran dunia-Akhirat. Tidak ada pilihan lain. Saya teringat perkataan almarhum Sayyid Quthb, beliau pernah mengatakan, “Ambillah Islam ini seluruhnya, atau tinggalkan seluruhnya!” Bisa jadi, apa yang beliau katakan benar. Dalam Islam tidak boleh setengah-setengah (gray area), harus totalitas. Sikap “remang-remang”, apalagi sampai mencampur tauhid dengan syirik, itu menghancurkan sehancur-hancurnya.

Pantas saja, bangsa ini tidak pernah hidup secara manusiawi dan terhormat. Sejak dulu kita biasa memelihara kemusyrikan di hati-hati kita. Akibatnya, di dunia hina dan kelak di Akhirat sudah menanti, seberat-berat siksa. Na’udzubillah wa na’udzubillah min dzalik.

Masih mending bangsa India, China, atau Israel. Mereka jelas-jelas bukan negara Muslim, sehingga tidak berhak mendapat barakah dari Allah. Tetapi mereka total dalam kekafirannya, lalu bekerja mati-matian membangun kesejahteraan. Kalau mereka tidak ditolong karena iman dan takwa, mereka ditolong oleh hasil kerja mati-matiannya.

Adapun bangsa Indonesia, iman-takwa pas-pasan, etos kerja lelet, mentalitas korup, hobi konsumsi dan hiburan, lalu menyembah Nyi Roro Kidul, Dewi Sri, jin laut, jin gunung Kawi, dst. Ya, apa lagi yang bisa didapat? Pasti kehancuran, kehancuran, lalu kehancuran, sebelum nanti kehancuran yang lebih mengerikan di Akhirat. Na’udzubillah wa na’udzubillah min kulli dzalik.

Semua Teori Sia-sia
Kalau bicara teori, orang Indonesia jagonya. Ilmuwan kita pakarnya. Mulut mereka berbusa-busa kalau sudah disuruh bicara teori politik, hukum, ekonomi, dsb. Sampe-sampe, busa yang keluar dari mulut mereka bisa dikumpulkan, lalu ditampung dalam sebuah kolam renang, untuk dipakai berenang. Astaghfirullah al ‘azhim, astaghfirullah al ‘azhim, astaghfirullah.

Percuma kita bicara tentang teori setumpuk, sebelum berani menghadapi kenyataan ini secara jujur, secara ksatria, tidak perlu basa-basi lagi. Sejatinya, bangsa kita selama ini menderita karena bercokol kuatnya Islam versi Mataram itu. Zhahirnya Islam, tetapi batinnya Hindu. Nah, inilah penyebab utama kehancuran kondisi bangsa ini.

Negara-negara lain sangat berkepentingan memelihara semua kebejatan akidah itu, sebab selama ia menyebar merata di kepala dan dada kaum Muslimin, bangsa ini akan sangat mudah ditipu, ditipu, dan terus-menerus ditipu, sampai tidak tersisa lagi alasan untuk ditipu.

Maka dakwah Islam harus bangkit dengan semangat baru. Jangan takut berkata al haq, sebab hanya Allah yang layak ditakuti. Ucapkan kebenaran, tampakkan kebenaran, apapun resikonya. Inilah dakwah sebenarnya, jihad sebenarnya, sekaligus upaya sejati menyelamatkan bangsa Indonesia dari kehancuran hakiki di dunia dan Akhirat.

Hasbunallah wa nikmal Wakiil, nikmal Maula wa nikman Nashir. Wallahu a’lam bisshawaab.

Malang, 12 Oktober 2008.


Abu Muhammad Waskito At Thalibi.
http://abisyakir.wordpress.com


This Article Posted by : Abi Waskito
Date : 16 Oct 2008 - 4:00 pm

Film Yesus versi Iran : Yesus Tidak Pernah Disalib

Katagori : Warta Berita
Oleh : Redaksi 14 Oct 2008 - 3:45 pm

Sebuah film tentang Yesus yang naskah skenarionya berdasarkan cara pandang Islam baru-baru ini dirilis di Iran. Film tersebut menimbulkan reaksi dari komunitas Kristen, karena Yesus diceritakan tidak mati disalib, tetapi digantikan oleh Yudas Iskariot. Film ini berjudul "The Messiah, The Spirit of God", ditulis, diproduksi dan disutradarai oleh produser asal Iran, Nader Talebzadeh. Film ini dibuat di Iran dan Yesus pun dimainkan oleh seorang aktor Iran. Film ini dibuat berdasarkan ajaran Al Quran tentang Yesus dan berdasarkan isi kitab Injil Barnabas, sebuah kitab yang tidak termasuk dalam kanonisasi Alkitab. Pembuatan film ini didanai oleh sebuah channel TV milik pemerintah Iran.

Dr. Emir Caner, seorang dekan dari Southwestern Baptist Theological Seminary merekomendasikan untuk orang Kristen menonton film ini, karena didalamnya mengungkap banyak hal-hal baru, seperti kapan Yesus digantikan, kenapa ibu dan para murid Yesus tidak mengenali bahwa orang yang mereka ikuti itu telah ditukar sebelum berada di atas kayu salib, serta apa tujuan Allah' membutakan semua kerumunan termasuk murid -murid Yesus dan Maria ibu Yesus, sehingga mereka tetap berpikir bahwa Yesus lah yang sedang disalibkan. (watch Trailer & The Muslim Jesus )

Caner, yang juga seorang professor bidang sejarah, mengatakan bahwa dia percaya pada akhirnya dengan cara ini, kita menonton sambil bertanya berdasarkan sudut pandang itu, kita bisa menerima film ini.

"Mungkin orang Muslim dan Kristen akan menyadari melalui film ini bahwa Alquran hanya menawarkan suatu kemungkinan cerita yang mungkin terjadi saat itu, walaupun Alkitab sudah dengan jelas menuliskan sejarah mendetail yang dapat dipercaya dan telah dibuktikan bahkan hingga saat ini." Demikian Caner menuliskan pernyataannya.

Hampir secara keseluruhan "The Messiah," penampilan Yesus dalam film ini mirip dengan versi Yesus yang dibuat oleh dunia barat. Rambut pirang dan melakukan mukjizat. Hanya yang berbeda adalah bagaimana Yudas tiba - tiba secara ajaib berubah menyerupai Yesus dan menggantikan Yesus disalibkan.

"Dia ( Yesus) bukan Anak Allah dan tidak pernah menjadi Anak Allah. Dia hanya nabi dan Dia tidak pernah disalibkan, itu adalah orang lain yang disalibkan menggantikan Dia," Talebzadeh menyatakan kepada CNN.

Salah satu motif pembuatan film ini, menurut Talebzadeh, adalah sebagai jawaban atas film-film mengenai Yesus yang dibuat produser Barat, seperti film "the Passion of the Christ" yang dibintangi aktor Mel Gibson tahun 2004. Menurutnya, film ini menyajikan jalan cerita yang salah mengenai Yesus dari sisi ajaran islam.

Film fenomenal yang melibatkan hampir lebih dari 1000 orang ini merupakan sebuah film terbesar yang pernah dibuat di Iran. Film ini juga akan ditayangkan dalam 20 episode di channel-channel TV milik pemerintah Iran [syarif/ind/www.suara-islam.com]

Situs Youtube Dijadikan Penyebaran Agama di Dunia

Katagori : Warta Berita
Oleh : Redaksi 13 Oct 2008 - 7:00 am

Nampaknya kini situs Youtube menjadi rujukan banyak pihak untuk menyampaikan maksud mereka kepada seluruh dunia. Bahkan kini para pemuka agama – mulai dari Imam, Rabi hingga Pastur - menggunakan situs tersebut untuk menyampaikan dan menyebarkan ajaran agama mereka.

“Bertahun-tahun, orang-orang dalam bisnis saya memperbincangkan bagaimana kini internet bahkan menyebarkan agama, menyempurnakan media cetak dalam pem-Protestan-an. Namun ini tidaklah benar”, Steve Weldman, penemu website multi-agama, Beliefnet, berkata kepada majalah Time pada edisi 6 Oktober.

Namun dengan kehadiran Youtube, Waldman pikir dapat menjadi transformasi baru dalam agama. ( watch Laura video about Islam )

Bermacam-macam pemuka agama: Imam, Pastur, Rabi, Guru, Paus, menggunakan Video-Sharing (fitur Youtube yang memungkinkan penggunanya bertukar informasi) untuk merayakan dan menyebarkan agama mereka.

Dalam suratnya, Pastur Harold, ketua Kementrian Cepat Tanggap di Phoenix, memberikan pelayanan doa dan khotbahnya secara online di situs tersebut yang dikenal sebagai dispensasi pre-millenial.

Dalam 49 video yang dikirimkannya, dia menjelaskan tentang adegan Tribulasi selama tujuh tahun, lengkap dengan darah, api dan anti-Tuhan, telah dimulai.

Dia menganjurkan umat Kristen di seluruh dunia bersiap-siap untuk “Kehadiran Kedua”, yang menurutnya sudah di ambang pintu.

Rabi Jonathan Ginsburg, seorang Rabi senior Niles Township Jewish Congregation di Skokie, Illinois, memberikan serial Video mingguan.

Sejak dia mulai mengirimkannya, ribuan orang telah menyaksikan video-video yang menerangkan mulai dari tradisi pemakaman Yahudi hingga hari besar mereka.

Markas Youtube di San Bruno yang terbentuk tahun 2005 oleh tiga orang Amerika adalah website yang menyediakan layanan Video-Sharing dimana penggunanya dapat meng-upload, menyaksikan dan berbagi klip Video.

Situs tersebut menyediakan wadah untuk menyebarkan pesan kepada seluruh dunia dengan biaya yang murah namun dapat mencapai jangkauan yang luas.

“Saya selalu ingin mencapai seluruh dunia sehingga masyarakat umum dapat secara gratis mendengarkan apa yang ingin saya sampikan, dan saya tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak.”, kata Dattatreya Siva Baba, seorang Guru Hindu asal India yang tinggal di Amerika.

Sejak dia mengirimkan video-videonya 15 bulan yang lalu, sekitar 3 juta orang telah menonton video tentang ajaran Hindunya.

Biasanya tiap video ditonton sekitar 6.000 orang tiap harinya.

Mike Bowen, seorang Pastur muda dari sebuah Gereja di Carolina Utara, menerangkan tentang video kiriman pertamanya dalam situs tersebut,

“Saya menadapat sekitar 1.000 email di kotak masuk saya dari seluruh dunia.”

Sejak video tersebut dikirimkan, 229.000 orang telah menontonnya, jumlah yang sangat mengagetkan bagi Mike, dan mendorongnya untuk melanjutkannya.

“Saya bangga menjadi bagian dari ini semua”

Laura, seorang Muslim Amerika berusia 33 tahun asal Virginia, menggunakan Youtube untuk membersihkan salah paham tentang agama barunya.

Dia telah mengirimkan lebih dari 23 video lebih dari beberapa bulan yang lalu dengan nama AdvocateIslam ( www.advocateislam.com )

Dalam videonya, ketika dia menerangkan tentang Hijab, dia sedang terlihat duduk di kantor rumahnya, dengan komputer, beberapa rak buku dan sebuah bendera Amerika kecil ketika dia meluruskan salah paham tentang pandangan umum sebagian orang Barat terhadap Islam.

Ketika dia butuh membaca kitab Suci Al-Qur’an untuk menjelaskan tentang ajaran agamanya, Laura melihat salinan kitab Suci Islam di laptopnya.

“Saya harap saya telah melakukan apa yang dibutuhkan untuk membangkitkan Islam demi nama Allah (In/IOL/(Suaramedia.com)




Laura Profile
http://www.youtube.com/user/AdvocateIslam


This site is intended to provide videos that represent Islam and Muslims in a positive manner. For more information, articles and videos please visit www.AdvocateIslam.com and sign up for our newsletter!
Name: Laura
Age: 33

Assalamu alaykum, I converted to Islam in 1996, alhamdulilah. I live in Virginia Beach, am married and have beautiful twin boys named Muhammad and Hamza. I hope to do whatever I can to promote Islam for the sake of Allah.

City: Virginia Beach
Hometown: Ridgway, Colorado
Country: United States
Interests and Hobbies: I love to read and write! I write poetry, Islamic children's books and I am currently working on my first novel which explains why American women choose Islam.
Website: http://www.advocateislam.com

Watch her Speech about ; What is Islam? - Who is Allah? - What is the Qur'an? - What do Muslims Believe? - Was Islam Spread by the Sword? - Does Islam Promote Terrorism? - Does Islam incorporate Pagan rituals?

Nasehat Untuk Saudaraku Ustadz Imam Samudra, Ustadz Mukhlas, dan Ustadz Amrozi

Oleh : Abi Waskito 04 Oct 2008 - 7:00 pm

Bismillahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillah Rabbil ‘alamin. Was shalatu was salamu ‘alan Nabi Muhammad wa ‘ala alihi wa ashabih ajma’in. Amma ba’du.

Sudah lama saya ingin memberi masukan kepada Ustadz Imam Samudra, Ustadz Mukhlas, dan Ustadz Amrozi. Lama sejak mereka sering berbicara di depan wartawan TV, koran, majalah, website, dsb. Pentingnya memberi masukan itu menjadi sangat kuat setelah terdengar kabar, bahwa eksekusi hukuman mati mereka sudah semakin dekat. Ada yang bilang, sebelum Ramadhan eksekusi di Cilacap. Wallahu a’lam bisshawaab. Sebelum eksekusi itu berlangsung, saya ingin menyampaikan sekedar nasehat. Semoga tulisan ini bisa sampai kepada beliau-beliau disana. Amin ya Karim ya Rahmaan. Semoga upaya ini tidak terlambat. Amin ya Allah, kabulkanlah ya Rabbi, sampaikan kepada mereka.

Sebelum itu mari kita ikuti pernyataan Ustadz Mukhlas, seperti dikutip hidayatullah.com berikut ini:


Surat Mukhlas: Mati Syahid Cita-citaku
Terpidana mati bom Bali Ali Ghufron alias Mukhlas menulis surat terbuka dengan tulisan tangan dan tinta hitam. Ia mengaku, mati syahid adalah cita-citanya.

Surat Mukhlas ditulis dalam selembar kertas folio bergaris. Mukhlas menulis tidak mengajukan grasi karena. Surat itu difotokopi dan dibagi-bagikan kepada wartawan di Dermaga Wijayapura oleh Qadar Faisal dari Tim Pengacara Muslim (TPM) yang mengunjungi Mukhlas di LP Batu, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (20/3).

Dalam suratnya, Mukhlas menulis bebera poin. Diantaranya masalah grasi. Menurutnya, jika dirinya meminta grasi, maka, sama halnya menyekutukan manusia.

“Kalau saya mohon grasi akan terjatuh pada empat dosa dan kesalahan,” katanya. Ia menyebut beberapa kesalahan itu. Diantaranya: Syirik (menyekutukan Allah), haram, penghinaan dan membantu kezaliman. Menurutnya, presiden negara sekuler yang mengikut sistem (agama) demokrasi telah merampas hak-hak otoritas dan kedaulatan Allah dalam menciptakan dan menentukan hukum. “Maka kalau saya mohon grasi kepadanya dalam kasus jihad seperti yang saya lakukan, berarti saya mengakui ketuhanannya.”

“Dalam kehinaan, saya seorang mujahid di pihak yang benar karena membela agama Allah dan membela kaum Muslimin, sedang presiden dalam hal ini bukan di pihak yang benar dan bukan di pihak Allah tapi di pihak thaghut (syetan). Jadi kalau saya memohon kepada pihak yang tidak benar maka perbuatan saya tersebut lebih tidak benar lagi dan merupakan kehinaan,” tambahnya.

“Hukum yang dipakai untuk mengadili kasus saya (jihad) adalah hukum thaghut yang bertentangan dengan Al-Quran dan As Sunah (hukum Allah bahkan yang lebih lucu lagi bertentangan dengan hukum positif thaghut yang sedang berlaku di negeri ini. Maka kalau saya mohon grasi berarti setuju dengan praktik hukum yang salah itu dan bermakna membantah telah membantu kezaliman yang wajib ditentang dan akan menjadi catatan hitam dalam sejarah,” katanya.

Mengenai eksekusi, Mukhlas menganggapnya sebagai takdir. Selain itu, ia mengaku sejak lama mencita-citakan mati syahid.

“Mati syahid adalah cita-citaku, idamanku, dan dambaanku. Jadi kalau Allah Ta’ala menakdirkan diri saya dibunuh oleh orang-orang kafir termasuk orang-orang munafik dan orang-orang murtad dengan cara eksekusi berarti cita-citaku yang paling tinggi tercapai, Alhamdulillah.”

“Saya sebagai seorang muslim yang beraqidah salaf dan komitmen dengan syariat Allah, haram atas saya menyetujui eksekusi sebab eksekusi atau membunuh seorang muslim apalagi seorang mujahid dengan sengaja dan direncanakan tanpa kebenaran dari Allah adalah perbuatan kriminal dan dosa besar sekali. Seluruh yang terlibat mendapat kemurkaan dan kutukan Allah, dan dimasukkan ke dalam neraka jahanam selamanya. (QS An-Nisa (4): 93). Dan untuk hukum di dunia seluruh yang terlibat wajib diqishas, darah dengan darah, jiwa dengan jiwa,” tambahnya.

Sumber: www.hidayatullah.com, 21 August 2008.





Kita sangat sering mendengar mereka mengatakan seperti ucapan di atas, “Mati syahid adalah cita-citaku, idamanku, dan dambaanku. Jadi kalau Allah Ta’ala menakdirkan diri saya dibunuh oleh orang-orang kafir termasuk orang-orang munafik dan orang-orang murtad dengan cara eksekusi berarti cita-citaku yang paling tinggi tercapai, Alhamdulillah.”

Kita sangat sering mendengarnya, terutama dalam liputan-liputan TV seputar persidangan mereka, wawancara dengan mereka, atau liputan seputar terorisme. Karena sering jadi rasanya menjadi tidak aneh lagi.

Nah, persoalannya justru disini.

Kita semua sudah tahu bahwa niat mereka berjihad, niat mereka menentang Amerika, dan seterusnya. Untuk itu mereka terjun berjihad secara fisik. Ya, kita tahu niat tersebut, karena sering mereka ucapkan.

Menurut saya, kalau ustadz-ustadz di atas memang benar-benar ingin berjihad, ingin mati syahid, ingin meraih syurga, seharusnya tidak perlu banyak-banyak berkomentar. Sudah saja, jalani semua itu dengan sabar, dengan tawadhu’, dengan tawakkal kepada Allah, tanpa perlu banyak membuat opini. Ya sunyi, sepi, minus publikasi, seperti angin yang bertiup semilir, tak terjamah bentuknya, tetapi terasa hadirnya. Kalau kata Buya M. Natsir istilahnya, “Menenggelamkan diri.” Beramal, beramal, beramal terus; berjuang, berjuang terus; tidak peduli orang akan simpati, antipati, atau tidak mempedulikan. Semuanya ikhlas, bersih, jernih, minus publikasi.

Saya ingat, Dr. Abdullah Azzam dalam Tarbiyah Jihadiyyah juga menceritakan seorang pejuang Afghanistan yang “rame ing gawe, sepi ing pamrih”. Dia datang tidak diundang, dia pergi pun tak diketahui. Sepi, dingin, bersih, kholas, tanpa tendensi apapun. Cukuplah Allah sebagai saksi atas amalnya. Wa maallahu bi ghafilin amma ya’malun (tidaklah Allah lalai dari apa yang mereka perbuat). Allah Maha teliti Hisab-Nya, tidak akan menzhalimi manusia, walau hanya sebutir debu pun.




Untuk itu saya menasehatkan, andai nasehat ini dianggap berharga. Mohon ustadz-ustadz banyak istighfar, banyak bertaubat, memohon ampunan atas semua kesalahan dan dosa-dosa. Tinggalkan segala macam pernyataan dan publikasi. Tinggalkan semua itu, khawatir nanti Anda tidak akan meraih seperti yang didambakan, yaitu mati syahid di jalan Allah. Jangan dirusak amal-amal dalam hidupmu dengan segala publisitas yang bisa mengetam amal-amal tersebut. Jadilah mukhlisin, bertaubatlah untuk menjadi seorang mukhlisin.

Mohon maaf, saya tak bermaksud menggurui. Saya hanya khawatir, nanti Anda tidak akan tersampaikan kepada tujuan yang Anda kehendaki. Ingatlah, ada sebuah hadits yang menceritakan seseorang alim, seorang aghniya, dan seorang mujahid. Mereka mengira Allah akan membalas amal-amalnya dengan sempurna, tetapi ternyata mereka malah mendapat kerugian (neraka). Salah satunya, ada pejuang yang beramal karena ingin dibanggakan sebagai pejuang. Dia tidak ikhlas di jalan Allah.

Dulu, almarhum Al Ustadz SM. Kartosoewiryo. Ketika beliau ditangkap militer dan siap menjalani hukuman. Beliau menerima semua itu dengan sangat tabah, sabar, dan ikhlas. Tanpa publikasi macam-macam. Bahkan dimana pusara beliau saat ini, tidak pernah ada yang tahu.

Sekali lagi, tinggalkan semua ini, luruslah menghadap Allah dengan sepenuh jiwamu. Jangan gentar karena eksekusi, sebab orang yang hidup pun pasti nanti juga “dieksekusi” oleh Malakat Maut. Sama saja, hanya beda cara dan prosesnya. Luruskan hatimu kepada Allah, ikhlas kepada-Nya, mengharap ampunan dan kasih sayang-Nya. Amin.

Mohon maaf atas masukan dan nasehat ini. Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin. Wa shallallah ‘ala Rasulillah Muhammad wa ‘ala alihi wa ashabih ajma’in.


Abu Muhammad Waskito.

http://abisyakir.wordpress.com

This Article Posted by : Abi Waskito
Date : 04 Oct 2008 - 7:00 pm

Hey AS, Selamat datang di Dunia Ketiga!

Katagori : Mengenai Amerika
Oleh : Redaksi 10 Oct 2008 - 8:00 am (www.swaramuslim.net)

Yang Terhormat Amerika, Selamat datang di Dunia Ketiga!
Bukanlah sesuatu yang terjadi setiap hari bahwa sebuah negara superpower merubah dirinya menjadi sebuah negara Dunia Ketiga, dan kami di World Bank Dan IMF ingin menjadi kelompok yang pertama kali menyambut anda di dalam komunitas bangsa-bangsa yang sangat membutuhkan bantuan ekonomi internasional. Ketika anda masuk dalam pusaran malapetaka keruntuhan finansial, kami dengan senang hati memberikan respon atas permohonan Departemen Keuangan federal anda bahwa kami melakukan penilaian kestabilan atas sector finansial anda.

Di saat-saat yang tidak menentu ini, kami akan memberikan pelayanan-pelayanan yang berkisar mulai dari pinjaman bersubsidi hingga memberikan penasehat-penasehat ahli yang bersedia untuk melakukan perbaikan darurat atas keseluruhan pemerintahan anda.

Sebagaimana anda tahu, sebagian intervensi luar atas ekonomi anda sudah terlambat. Minggu lalu – bahkan sebelum kehancuran bursa Wall Street yang terakhir – 13 mantan menteri keuangan bertemu di Universitas Virginia dan setuju bahwa anda harus memperbaiki “sistim keuangan anda yang rusak.” Peter Costello, mantan menteri keuangan Australia, mencatat bahwa akhir-akhir ini anda telah “mengekspor ketidak stabilan” di pasar uang dunia, dan Yashwant Sinha, mantan menteri keuangan India, menyimpulkan “Waktunya telah tiba. Amerika harus menerima tindakan monitoring oleh IMF.”

Kami harap anda tidak perlu merasa malu karena kami menilai kestabilan ekonomi anda dan menyarankan perubahan-perubahan yang diperlukan. Ingatlah, banyak negara-negara lain yang telah berada dalam cengkraman anda. Kami telah melakukan penyelamatan ekonomi Argentina, Brazil, Indonesia dan Korea Selatan. Para ahli kami tetap berkomitmen untuk melakukan intervensi atas ekonomi nasional dengan perhatian dan sensitivitas tinggi, apakah pekerjaan itu dilakukan di Sudan, Bangladesh atau sekarang di negeri anda, Amerika Serikat. Karena itu, kami ingin mengakui kemajuan yang telah anda buat dalam evolusi yang anda lakukan dari superpower ekonomi menjadi keranjang sampah ekonomi. Normalnya, proses semacam itu butuh 100 tahun atau lebih. Namun, dengan tarik-menarik yang terjadi antara titik ekstrim pasar bebas dan nasionalisasi perusahaan-perusahaan swasta, anda berhasil mencapai banyak kualitas kunci dari ekonomi negara Dunia Ketiga, hanya dalam beberapa tahun saja.

Kebijakan deregulasi pemerintahan anda yang tidak bertanggung jawab pada sektor-sektor penting, memungkinkan anda untuk dengan cepat menumbuhkan krisis energi, krisis perumahan, dan krisis pasar uang, dan disertai (dan sebagian disebabkan) oleh tingkat korupsi yang tinggi dan spekulasi. Sementara itu, para pemimpin politik anda membuat banyak kekeliruan karena ketiduran atau bermain mata dengan pelobi korporasi.

Ambil contoh John McCain, calon presiden anda dari Partai Republik, dimana setengah dari selusin staf seniornya adalah para mantan pelobi utama. Sebagaimana yang dia utarakan baru-baru ini, “Saya adalah kepala dari Komite Perdagangan [Senat] yang mengawasi tiap bagian dari ekonomi.” Tidak perlu dipertanyakan lagi: Kegagalan para pemimpin anda untuk memperhatikan kerusakan yang dilakukan oleh deregulasi adalah memang merupakan tindakan pengawasan yang berani.

Sekarang anda sedang menghadapi konsekuensi-konsekuensinya. Ketidak seimbangan pendapatan melonjak, dimana orang-orang kaya seperti mendapat durian runtuh sementara pendapatan kelas menengah mandeg. Dari hari ke hari, semakin sedikit penduduk negeri anda yang punya akses untuk bisa membeli rumah, pelayanan kesehatan atau jaminan pensiun. Bahkan tingkat harapan hidup telah jatuh. Dan ketika penderitaan ekonomi anda berubah dari kronis menjadi akut, anda meresponnya- seperti yang dilakukan banyak negara Dunia Ketiga – dengan program nasionalisasi perusahaan-perusahaan swasta dan asset-assetnya secara besar-besaran. Perusahaan pembiayaan raksasa anda seperti Fannie Mae and Freddie Mac saat ini dimiliki dan dokontrol oleh pemerintah, dan pada minggu ini perusahaan reasuransi raksasa anda AIG secara efektif telah dinasionalisasi, dimana Federal Reserve Board mengambil kepemilikan saham sebesar 80% pada perusahaan yang gulung tikar itu. Sebagian orang mungkin akan menganggap ini sebagai sosialisme. Tapi saat-saat yang membuat putus asa ini memang membutuhkan tindakan-tindakan yang putus asa.

Memang, perpindahan status anda kedalam Dunia Ketiga jauh dari selesai, tapi hal ini tidak akan menyakitkan. Contohnya, pertama anda akan kesulitan untuk terbiasa pada wilayah kumuh di perkotaan yang akan menggantikan luasnya wilayah eks-urban McMensions yang telah menyebabkan gelembung spekulasi real estate. Sementara itu, wilayah kumuh perkotaan semacam itu hanya akan menjadi bagian dari pemandangan alam. Hal serupa, ketika tingkat pengangguran meningkat, awalnya anda akan berjuang bagi penggunaan kolam renang yang luas oleh kaum muda yang marah dan tidak punya pekerjaan. Tapi secara perlahan, anda akan sadar bahwa anda dapat merekrut mereka untuk ronde yang tidak berkesudahan dari konflik bersenjata, sebuah solusi yang telah dipakai oleh banyak Dunia Ketiga yang ada sebelum anda. Memang dengan perang-perang anda di Irak dan Afghanistan, anda berada jauh dari start yang baik.

Barangkali surat ini datang sebagai kejutan bagi anda, dan anda merasa bahwa anda tidak siap untuk bergabung dengan Dunia Ketiga. Jangan biarkan perasaan ini merasuki diri anda. Anda tidak pernah menyadari. Anda sedang bersiap-siap memasuki saat-saat ini selama bertahun-tahun.*** (Terjemahan: Riza Aulia/HTI)

The Los Angeles Times
http://www.latimes.com/news/opinion/la-oe-brooks18-2008sep18,0,6908905.column
Template Design by faris vio