Minggu, 06 Desember 2009

Laskar Mabuun

Senin, 23 November 2009

Kenapa Babi diharamkan dalam Islam??

Kenapa ummat Islam diharamkan untuk memakan daging babi..? pertanyaan seperti ini akan bisa dijawab yang pertama karena telah tertulis dalam Al-Qur'an dan dengan penelitian ilmiah..

hasil penelitian dengan menggunakan kamera mikro yang dimasukkan kedalam tubuh manusia, cobalah anda perhatikan cacing pita yang hidup dalam tubuh seorang yang memakan daging babi :



semoga kita masih ditetapkan iman akan hal-hal yang akan merusak tubuh dan keimanan kita akan larangan Allah.swt

Senin, 14 September 2009

Bau Intelijen pada Pilpres 2009

2 Juli 2009, 4:58 am


“Black campaign” merupakan bagian dari operasi intelijen. Merupakan permainan jenderal yang terlibat dalam timses,” ujar pengamat

Pernyataan ini disampaikan pengamat politik dari Universitas Indonesia Arbi Sanit. Ia mengatakan, Pilpres 2009 dipenuhi keterlibatan operasi intelijen, padahal pada Pilpres sebelumnya tidak ada intelijen yang terlibat begitu nyata. Menurut Arbi Sanit yang ditemui di sela-sela Diskusi Panel ICMI Sumsel, Selasa (30/6), hal itu terjadi karena banyak pensiunan jenderal atau mantan anggota TNI yang bergabung dalam timses capres-cawapres. “Masing-masing pasangan capres-cawapres punya barisan purnawirawan jenderal yang ahli intelijen,” kata Arbi yang ditemui di Sandjaja. Dikatakan, tumbuhnya keterlibatan intelijen pada pilpres kali ini dinilai tidak baik untuk perkembangan demokrasi di Indonesia. Pola-pola intelijen seperti black campaign atau intimidasi, dinilai dapat dipergunakan masing-masing pasangan calon untuk meraih suara dari pemilih. “Black campaign itu merupakan bagian dari operasi intelijen. Itu merupakan permainan jenderal yang terlibat dalam timses,” ujarnya. Arbi mencontohkan bahwa isu isteri Boediono beragama Katolik bisa jadi adalah permainan intelijen sebagai black campaign. Masing-masing pasangan capres-cawapres berkepentingan memainkan isu tersebut untuk kepentingan kelompok masing-masing. “SBY punya kepentingan agar Pilpres bisa berlangsung satu putaran. Tetapi pasangan lain punya kepentingan agar tidak satu putaran Pilpres,” kata Arbi Sanit. [srp/www.hidayatullah.com]

Setelah Putus PACAR!!!

Setelah Putus PACAR!!!
30 12 2008


Stop Press!! Artikel ini khusus buat mereka yang berpacaran dan pernah punya pacar. Waduh, gimana dong nasib mereka yang hidupnya lurus-lurus aja alias nggak pernah pacaran? Masa’ nggak boleh ikutan baca? Hehe… tentu boleh dong. Siapa tahu ada orang-orang di sekeliling kamu yang membutuhkan, padahal kamu masih belum punya pengalaman, kamu tinggal kasihkan artikel CeMuT edisi kali ini. Asyik kan?

Masa pacaran?, siapa sih yang nggak panas-dingin bila mengenangnya? Panas-dingin karena teringat indahnya. Tapi bisa juga panas-dingin karena takut dosanya. Yang pasti sih, saya yakin kamu udah pada insaf kalo pacaran tuh cuma ajang menumpuk dosa akibat baku syahwat yang melanggar syariat. Kalo masih belum yakin juga, kamu bisa baca-baca lagi file CeMuT yang lalu-lalu biar ingatanmu fresh lagi. Nah, udah ingat lagi kan? Kamu yang dulu memutuskan si dia karena takut dosa. Kamu yang memutuskan kekasih karena insaf. Kamu yang tak mau lagi mempunyai ikatan nggak sah. Kamu yang udah nyadar dan nggak pingin mengulangi lagi. Entah kenapa tiba-tiba aja bayangan si dia nongol lagi dalam benakmu. Tiba-tiba aja nggak sengaja ketemu di angkot. Atau di tempat les bahasa Inggris. Atau bisa juga karena kamu yang lagi beres-beres kamar menemukan satu lembar foto doi dalam pose yang bikin kamu tersepona. Tapak kenangan dirinya ternyata belum hilang sepenuhnya dari benakmu. Duh… gimana menyikapi rasa ini? Padahal kamu tahu bahwa jalinan cinta itu tak mungkin lagi untuk diulang. Ia hanya penggalan masa lalu yang kudu dikubur dalam-dalam. Terus, gimana dong?

Ketika si dia hadir kembali

Setelah beberapa saat mampu melupakan bayangan dirinya, tak disangka tak diduga tiba-tiba si dia hadir lagi dalam kehidupanmu. Kehadirannya pun mampu menghadirkan suasana haru-biru yang dulu pernah singgah di hatimu. Meski kalian sudah tak ada lagi ikatan, kenangan lama itu begitu indah untuk dilewatkan begitu saja. Bagaimana pun, kamu masih menyimpan direktori memori itu dalam salah satu sudut hati. Ehem… Tenang aja, yang namanya perasaan itu bersifat ghoib kok, nggak terlihat. Karena nggak terlihat maka tak bisa pula dikenai hukum. Tapi meskipun bebas dari hukum, bukan berarti kamu bisa bebas juga membiarkannya tanpa batas. Catet ye!

Bukanlah ada Yang Maha Mengetahui baik yang ghoib dan yang nyata? Ya, meski tak ada satu pun teman yang memergoki, tapi kamu pantas malu dong sama Dia. Ia Yang Maha Memantau kondisi hatimu. Lagi pula, kalo yang namanya rasa, meski nggak terlihat tapi ia akan membekas pada perbuatan. Jadi, bisa aja kamu tanpa sadar menyebut namanya. Atau setengah pingsan berusaha lewat depan kelasnya hanya demi bisa melihat sosoknya meski sekilas. Duh… sampe sebegitunya ternyata kalo perasaan dimanjakan.

4

Padahal sedari awal ketika kamu mengambil keputusan untuk mem-PHK dia, kamu sudah sadar sesadar-sadarnya bahwa pacaran adalah salah satu jalan syaitan untuk mengajak maksiat. Karena kamu nggak mau jadi teman syaitan, maka kamu pun nggak mau lagi pacaran. So, sebetulnya kamu itu udah paham kok bagaimana menyikapi pacaran. Cuma yang kamu agak nggak paham adalah menyikapi kenangan yang kadangkala timbul tenggelam kayak tanpa dosa, gitu. Apalagi biasanya mereka yang sebelumnya menjadi aktivis pacaran, biasanya rentan banget untuk diajak balik oleh sang mantan. Memang sih nggak semua, cuma jaga-jaga aja kalo ternyata kamu ternyata adalah tipe yang lemah ini. Waspadalah!

Hati-hati musang berbulu domba

Jangan terjebak dengan bujuk rayu dunia. Entah sang mantan ngajak balik, or ada ikhwan berbulu domba yang ngajakin kamu pacaran dengan bingkai Islam. Mulutnya manisnya ngajak ta’aruf tapi aktivitasnya nggak beda jauh dengan pacaran. Eh, ternyata karena si ceweknya lemah iman (tentu cowoknya juga dong), mau aja ia nginap berhari-hari di rumah si ikhwan tanpa hajat alias keperluan syar’i yang jelas, misalnya. Meskipun sudah jadi calon suami dan bawa teman sekampung, kamu masih belum boleh tuh nginap di rumahnya. Apalagi pake acara pelesir ke tempat-tempat rekerasi. Duh duh… di mana pemahaman kamu tentang hukum syara’ selama ini? Or jangan-jangan kamu bolos ya waktu pembahasan topik pergaulan dalam Islam? Atau.. memang nggak paham?

Kamu kudu hati-hati, saat ini banyak ikhwan jadi-jadian kayak gini. So, biar kamu nggak terjerumus lagi, niatkan hijrahmu ini karena Allah saja, bukan yang lain. Lalu berkumpullah dengan orang-orang sholeh dalam hal ini akhwat-akhwat sholihah yang menjaga diri dan pergaulan. Dengan berkumpul bersama mereka, akan ada orang yang akan menjaga dan menasihati kamu bila akan salah langkah.

Kalo sudah sampe pada tataran ini, kamu kudu introspeksi. Apa yang salah pada dirimu? Kenapa bayangan doi masih menari-nari? Kenapa kenangan itu sulit dihapus dari hati? Pertama, mungkin saja kamu lagi krisis hati yang bermula dari kekurangdekatan kamu pada Yang Maha Membolak-balik hati. Kamu masih punya sekian banyak waktu luang sehingga terbuka peluang untuk bengong. Padahal yang namanya syaitan itu paling demen masuk pada momen ini. Panjang angan-angan dengan banyak melamun. Kedua, ganti ‘kacamata’ yang kamu pake. Si mantan boleh jadi adalah seseorang yang terlihat begitu perfect di matamu. Udah cakep, tajir, ramah, baik hati, suka menolong, rajin menabung, patuh pada orang tua, rajin sholat lagi. Bagi yang belum paham hukum pacaran, cowok tipe ini adalah all girls ever want. Jadi bisa aja kamu begitu dengan berdarah-darah saat memutuskannya. Hehehe..biar hiperbolis gitu kedengarannya. Maksudnya, kamu sebetulnya masih sayang sama dia dan nggak ingin pisah darinya. Tapi kesadaranmu terhadap keterikatan pada hukum Allah Swt., bahwa pacaran adalah aktivitas mendekati zina, jauh lebih kamu pilih daripada kelembutan si dia. Ketiga, bisa jadi kamu ternyata nggak begitu paham konsep jodoh. Kamu mati-matian masih berat sama dirinya meski udah putus. Ada terbersit rasa takut dalam dirimu gimana kalo ternyata si mantan nikah sama cewek lain.

Itu artinya, kamu belum benar-benar putus dan mengikhlaskan dirinya pergi. Jadinya, kamu masih ada harap-harap si dia akan datang dan ngajakin kamu merit. Padahal harapan itu jauh panggang daripada api alias sulit terwujud. Lha wong ternyata pacarmu saat ini malah asyik berlumur maksiat dengan punya cewek baru setelah kamu putus. Iman adakalanya bertambah dan berkurang. Ketika imanmu sedang tinggi-tingginya, kamu begitu pasrah dan ikhlas melepaskannya. Tapi ketika iman sedang down, kamu merasa begitu sayang dan ingin kembali padanya. Itu sebabnya ada resep sederhana: iman bertambah jika taat kepada aturan Islam, iman berkurang tentu jika kita maksiat kepada Allah dan RasulNya. Pilih mana ayo? Orang cerdas, pilih taat syariatNya dong ya. Betul ndak?

Yakinlah pada takdirNya

Yakin pada qadha alias keputusan Allah yang ditetapkan atas diri kita, adalah kuncinya. Selama kita telah berjalan pada rambu-rambu syariatNya, maka selebihnya bertawakallah. Allah hendak menguji imanmu, apakah kamu lebih mencintai sang mantan pacar ataukah taat pada aturanNya? Kamu nggak bisa dong mengaku-aku beriman padahal belum jelas siapa saja yang bakal sanggup melewati pintu-pintu ujian itu. So. ati-ati deh.

Ada sebuah peristiwa, sepasang remaja yang saling mencinta harus rela memutuskan ikatan tanpa status yang mereka punya alias pacaran. Kedua pasang remaja ini adalah pasangan idola di masa SMA. Beberapa tahun kemudian, yang akhwat alias remaja putri tadi memutuskan untuk menerima khitbahan seorang ikhwan. Entah dengan alasan apa, ia memutuskan tidak mau melihat siapa calon suaminya hingga akad tiba. Ia hanya percaya saja pada pembina ngajinya tentang kualitas nih ikhwan. Sumpah!

Dan tepat ketika akad nikah tiba, saat ia harus mencium tangan suaminya, ia mendongak dan jatuh pingsan. Apakah suaminya bewajah seperti beast hingga ia shock? Ternyata sebaliknya. Suami yang kini telah sah menjadi pasangan jiwanya adalah seseorang yang begitu dalam terpatri di lubuk hatinya. Kekasih yang diputuskannya karena Allah dan saat ini Allah pula yang menyatukan sang kekasih dengan dirinya lagi. Tapi kamu jangan buru-buru gembira dulu. Wah, asyik, aku putusin aja sang pacar sekarang. Beberapa tahun lagi ia pasti akan datang meminang dan menikahiku. Waduh, kalo gitu caranya, kamu taat syariat tapi dengan pamrih tuh. Namanya nggak ikhlas, Non. Padahal sebuah amal nggak bakal diterima bila bukan semata-mata hanya mengharap ridhoNya saja. Jadi, pamrih yang dibolehkan cuma ridho Allah, lain tidak.

Karena ada juga sebuah kisah lain yang tidak sama dengan yang di atas. Nih akhwat cakep banget dan di masa jahiliyah sebelum paham Islam dengan baik dan benar, pacar-pacarnya selalu cakep dan kaya. Setelah ngaji, ia pun memPHK pacarnya dan tak mau lagi berhubungan dengan mereka. Dua tahun mengaji, ada ikhwan datang meminangnya. Kondisi ikhwan ini sangat jauh dari tipe laki-laki yang pernah menjadi pacar-pacarnya. Secara fisik, nih ikhwan lebih pendek dari si gadis. Apalagi kakinya juga cacat sebelah. Secara harta, ia pun masih awal dalam pekerjaannya. Tapi apa yang dilakukan oleh si gadis? Ia menerima ikhwan ini karena satu hal, kesholehannya. Kemungkinan ini sangat bisa terjadi. Mungkin secara fisik dan harta, jodohmu tak seindah yang pernah menjadi pacar-pacarmu. Tapi satu hal, bila kesholihan seseorang yang kamu jadikan patokan, maka insya Allah akan barokah dunia akhirat. Dan yang utama, niat atau motivasi kamu dalam beramal sangat menentukan kualitas dirimu ke depan.

“Aku baik-baik saja”

Yakinkan dirimu dengan prinsip: “Aku akan baik-baik saja” (meski tanpa si doi). Jangan terlalu memanjakan perasaan. Kenangan itu hadir kalo kamu emang berusaha menghadirkannya. Emang sih, kenangan itu nggak mungkin bisa terhapus dari memori hatimu. Bahkan, ia merupakan bagian dari proses pendewasaan kamu untuk melangkah ke masa depan. Tapi, itu bukan alasan untuk kemudian berlarut-larut dalam kenangan yang tak berkesudahan. Sebaliknya, tanamkan dalam diri bahwa kamu akan menjadi seseorang yang lebih baik dengan menanggalkan masa lalu yang berlumur dosa akibat menjadi aktivis pacaran.

Jangan mengulang kesalahan yang sama ketika kamu sudah meng-azzam-kan diri alias bertekad untuk berubah. Kalo ternyata sikap dan kelakuan kamu masih sama, bukan nama kamu saja yang bakal jelek. Tapi citra muslimah berjilbab dan anak ngaji pun akan tercoreng. Ibarat susu sebelanga, jangan sampai kamu menjadi nila setitik itu. Pancangkan tekad kuat bahwa kamu nggak akan pernah tergoda lagi untuk ngulangin pacaran. Kamu nggak akan terbuai oleh embel-embel Islam padahal sejatinya adalah maksiat. Dan supaya nggak terjatuh ke lubang yang sama, kamu kudu rajin mencari ilmu tentang batasan pergaulan dalam Islam. Jangan menjadi anak ngaji hanya karena pingin dapat jodoh dari sana. Sesungguhnya setiap amalan dinilai Allah berawal dari niatnya.

Yakinlah kamu akan baik-baik saja kok meski tanpa sang mantan or si ikhwan jadi-jadian. Jodohmu sudah tertulis sejak mula ruhmu ditiupkan. Bahkan Allah telah menjanjikan bahwa laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik dan perempuan yang baik juga untuk laki-laki yang baik. Begitu sebaliknya (coba deh kamu buka al-Quran surat an-Nuur ayat 26). Kamu nggak usah resah dan gelisah masalah jodoh. Toh kita hidup bukan cuma ngurusi masalah satu ini kan? Selama kamu maksimal beikhtiyar dengan jalan yang baik dan benar, jodoh yang datang nanti juga nggak jauh dari kualitasmu. Yakin aja Sobat!

Jomblo Vs Pacaran

Jomblo Vs Pacaran
13 02 2009

Jomblo. Satu kosakata yang sangat ditakuti oleh banyak orang saat ini terutama remaja. Why? Karena kosakata ini mengandung makna negatif yang bikin alergi. Suatu pertanda tidak lakunya seseorang untuk mendapatkan teman kencan dari lawan jenis. Idih…nggak laku? (Emangnya jualan kolor?)

Tapi asli kok, banyak banget remaja apalagi kalangan cewek yang merasa seperti kena kutukan kalo sampe predikat jomblo mereka sandang. Akhirnya dengan berbagai macam cara mereka berusaha untuk melepaskan kutukan ini meskipun dengan berbagai cara. Sudah nonton film 30 Hari Mencari Cinta? Di film itu kan menceritakan tiga orang remaja cewek yang sama-sama berada pada kondisi jomblo. Mereka membuat kesepakatan untuk mencari pacar dalam waktu 30 hari. Bagi yang menang, maka ia akan menjadi raja dan diperlakukan bak putri karena semua pekerjaan rumah akan dikerjakan oleh yang kalah.

Singkat cerita, mereka bertiga benar-benar fokus untuk mendapatkan pacar dalam rentang waktu itu. Karena ngebetnya, sampai-sampai harga diri pun sempat akan tergadaikan ketika sang pacar menginginkan making love alias berhubungan seksual layaknya suami-istri. Belum lagi ngebetnya salah satu tokoh di sana pingin merasakan nikmatnya ciuman bibir sampai melatih diri dengan guling. Naudzhubillah.

Belum lagi resiko bubarnya persahabatan yang mereka bina selama ini hanya karena cemburu dan khawatir pacarnya diembat sahabat sendiri. Meskipun ending-nya semua pacar-pacar karbitan itu pada bubar, tapi kita bisa melihat seberapa parah kondisi remaja kita saat ini terutama dalam pergaulannya.

So, ternyata predikat jomblo begitu menakutkan buat sebagian remaja yang miskin iman. Mereka lebih memilih jalan maksiat dengan pacaran daripada menyandang status ini. Meskipun seringkali dalam pacaran mereka juga merasa terpaksa. Bisa karena dipaksa teman, bisa karena dipaksa ortu, bisa juga dipaksa diri sendiri karena konsep diri yang salah. Jadi emang bisa banyak alasan.

Dipaksa teman terjadi bila teman satu genk pada punya cowok semua. Trus ada satu yang nganggur. Jadilah ada pemaksaan beramai-ramai supaya yang satu ini segera dapat gebetan. Udah deh, siapa aja boleh asal berstatus cowok. Waduh, gawat juga kan. Bisa-bisa sapi dipakein celana bisa diembat juga tuh saking nafsunya (hehehe…)

Ortu bisa jadi mengambil peranan dalam ajang kemaksiatan ini. Ada loh beberapa tipe ortu yang kelimpungan ketika anak gadisnya belum punya pacar. Padahal anaknya sendiri udah nyadar bahwa ini adalah ajang berlumur dosa. Eh, ortunya ngotot agar sih anak nyari pacar. Tulalit banget kan ortu yang kaya gini? (gimana dengan ortu kalian sobat CeMut?)

Atau bisa juga konsep diri remaja yang salah. Ia merasa merana tanpa punya pacar. Ia merasa jelek dan nggak laku ketika belum pernah merasakan rasanya pacaran. Ia akan jauh lebih bahagia bila ada cowok di sampingnya. Nah, ini adalah konsep yang salah dan menyesatkan.

Belum lagi dorongan media baik TV, radio ataupun majalah yang menawarkan gaya hidup bebas dengan label pacaran yang semakin gencar dilakukan. Udah deh, itu semua adalah banyak faktor yang bikin remaja ngebet untuk bisa pacaran. Padahal, apa sih yang didapat oleh pacaran, adalah perbuatan yang bisa kamu putuskan dengan sadar. Jadi, tulisan kali ini akan membantu kamu untuk membuat keputusan benar dalam hidup. Jangan sampai kamu melakukan perbuatan yang salah dan membuatmu menyesal kemudian. Lanjut!

Kenapa harus pacaran?

Hayo…bisa nggak kamu jawab pertanyaan ini? Kenapa harus pacaran? Hmm…mungkin di antara kamu ada yang menjawab:

“biar nggak kuper, biar nggak dibilang nggak laku, biar ada cowok yang sayang sama kita, biar ada semangat untuk belajar, biar nggak malu dengan teman-teman yang pada punya pacar juga’, sekedar pingin tahu rasanya, dll”, masih banyak lagi alasan yang bisa kamu ajukan sebagai pembenaran. Oke deh, kita coba telaah satu per satu yah, masuk akal nggak sih alasan-alasan yang kamu punya itu.

Pacaran, adalah aktivitas yang dilakukan berdua dengan sang kekasih sebelum menikah. Aktivitas atau kegiatan ini bisa bermacam-macam bentuknya. Bisa nonton bareng, makan bakso berdua, jalan berdua atau belajar bersama. Tapi alasan terakhir ini kayaknya banyak nggak jadi belajarnya deh karena pada sibuk mantengin gebetan masing-masing. (Iya apa iya hayooo?)

Kalo kamu sekedar takut dibilang kuper karena nggak mau pacaran, maka mereka para aktivis pacaran itulah yang sebenarnya orang paling kuper dan kupeng sedunia. Why? Karena saya yakin orang pacaran itu dunianya akan berkutat dari pengetahuan tentang doi aja. Coba kamu tanya apa dia tahu perkembangan teknologi terkini? Apa dia tahu di Palestina itu ada masalah apaan sih? Apa dia juga tahu kalo Amerika itu ternyata adalah teroris sejati?

Yakin deh, pasti mereka yang suka pacaran itu nggak bakalan tahu topik beginian. Kalo begitu, mereka itulah yang kuper dan kupeng. Paling tahunya cuma apa hobi sang pacar, apa wakna favoritnya, apa makanan kesukaannya, dll. Coba Tanya berapa nilai ulangan matematikanya, fasih nggak bahasa Inggris-nya, bagus nggak karangan bahasa Indonesia-nya, dan hal-hal seputar itu, pasti deh aktivis pacaran pada bloon (nggak ada sinyal) untuk hal beginian. Kalo pun ada yang pintar, itu sama sekali nggak ada hubungannya dengan pacaran sebagai semangat belajar.

Sebaliknya, pacaran adalah adalah ajang maksiat. Bukankah sudah dikatakan oleh Rasulullah saw., “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh baginya berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita, sedangkan wanita itu tidak bersama mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiga di antara mereka adalah setan” (HR Ahmad)

Waduh, emang kamu mau jadi temannya setan? Hiii, naudzubillah banget tuh. Next, jangan beralasan kamu kuat iman, maka tetep aja ngeyel berdua-duaan. Banyak tuh kasus ngakunya aktivis rohis (semisal anak ksi) yang niatnya dakwah eh..malah kebablasan pacaran. Cerita dikit ya, ada temen dulu yang MBA alias Married By Accident alias lagi hamil di luar nikah karena pacaran. Udah sekolahnya nggak bisa lanjut karena perutnya semakin gendut, ia adalah pihak yang dirugikan. Tuh, si laki-laki yang menghamili bisa dengan enaknya melanjutkan sekolah sampe tuntas. Belum lagi beban dosa besar yang harus ia tanggung. Ingat, berzina adalah salah satu dosa besar yang hanya bisa ditebus dengan taubatan nasuha. Taubat yang sungguh-sungguh dan tak akan pernah mengulangi lagi. Bukan taubat jenis tomat, (saat ini tobat, besok kumat). Duh, itu sih namanya main-main alias nggak serius dan mau berubah total. Nggak baik, Non!. Kalo dalam kehidupan islam sih (khilafah Islamiyah) remaja yang kaya gini (berzinah) harus dirajam (cambuk) 100 kali, dan dilakukan ditengah khalayak, terus diasingkan dan dikucilkan. (idih malunnya, ya iyalah). Maksudnya sebagai penebus dosa kelak di akhirat dan tentunya agar tercipta efek jera pada remaja lainnya. Nggak seperti sekarang, eh malah dinikahkan dan dibuatkan pesta yang meriah lagi. (ya begini nihc ketika kita hidup di negeri sekuler)

Jomblo adalah pilihan

Kok bisa? Di saat teman-teman pada risih dengan status jomblo, masa’ sih malah bisa dijadikan status pilihan? Bisa aja, why not gitu loh? Lagian tergantung persepsi kan?

Kondisi jomblo adalah kondisi yang independen, mandiri. Di saat teman-teman cewek lain serasa nggak bisa hidup tanpa gebetan, kamu merasa sebaliknya. Nggak harus jadi cewek tuh aleman, manja, tergantung ke cowok, dan merasa lemah (Huh…jijay bajay banget). Jadi cewek kudu punya pendirian, kalo perlu pake tongkat (maksudnya nggak asal ikut-ikutan). Meskipun teman satu sekolah memilih pacaran sebagai jalan hidup, kamu tetap keukeuh dengan prinsip: “jomblo tapi sholihah”. Huhuy!

Dulu, ada seorang teman yang ngebet banget pingin punya pacar. Sampe-sampe kalo ada kuis di majalah remaja tentang siap-enggaknya pacaran, doi termasuk yang rajin mengisi untuk tahu jawabannya. Ternyata doi tipe yang sudah siap banget. Akhirnya fokus perhatian dia hanya ke cita-cita pingin punya pacar dan pacar mulu. Prestasi sekolah jadi anjlok. Padahal ternyata nggak ada yang mau sama doi (pake nyumpahin tuhan segala dan mau bunuh diri lagi : Kacian banget kan!).

Nah, beda kasus dengan muslimah sholihah. Ada atau nggak ada yang mau, dia nggak bakal ambil pusing. Mikirin rumus fisika aja sudah cukup pusing, pake mikir hal lain. Maksudnya, mikirin pacar atau pacaran adalah sesuatu yang nggak penting bagi dirinya. Selain ngabisin waktu dan energi, yang pasti menguras konsentrasi dan emosi.

Kalo kamu jadi cewek sudah oke, yang memiliki kepribadian islam (pola pikir dan pola sikap yang islami), jadi jomblo bukan sesuatu yang terpaksa tuh. Malah jomblo adalah sebuah kebanggaan. Kamu bisa tunjukkan kalo jomblo adalah harga diri. Menjadi jomblo bukan karena nggak ada yang mau, tapi kitanya yang emang nggak mau kok sama cowok-cowok anak kecil itu. Lho, kok?

Iya, cowok kalo beraninya cuma pacaran itu namanya masih cowok kecil. Masa’ masih kecil udah pacaran. Huh! Kalo cowok yang udah dewasa, pasti ia nggak berani pacaran, tapi langsung datang ke ortu si cewek dan ngelamar. Merit deh jadinya. Selain menunjukkan tanggung jawab, cowok dewasa tahu kalo pacaran cuma ajang tipu-tipu dan aktivitas berlumur dosa. Hayo…pada berani nggak cowok-cowok kecil itu?

Jomblo tapi sholihah

Jangan pernah takut diolok teman sebagai jomblo. Jangan pernah malu disebut nggak laku. Toh, mereka yang berpacaran saat ini belum tentu juga jadi nikah nantinya. Tul nggak? Malah yang banyak adalah putus di tengah jalan, patah hati terus bunuh diri. Hiii, naudzubillah. Atau bisa jadi karena takut dibilang jomblo malah dapat predikat MBA tanpa harus kuliah alias Married By Accident. (masih ingat! kajian edisi 1)

Lagipula, cewek kalo mau dipacarin kesannya adalah cewek gampangan alias murahan (maafin nihc! agak sedikit kasar). Maksudnya gampang aja dibohongin, gampang diboncengin, gampang dijamah, dan pokoknya digampang-gampangin deh. Lagian kalian mau dijadiin piala bergilir ama tu cowok kecil tadi. Idih…nggak asyik banget!. Toh, nantinya para cowok itu juga bakal males sama cewek beginian karena udah tahu ‘dalemannya’, mereka pinginnya dapat cewek baik-baik.

Terlepas apa motivasi mereka, yang pasti kamu kudu punya patokan atau standar tersendiri. Kamu nggak mau pacaran karena itu dosa. Kamu memilih jomblo karena itu berpahala dan jauh dari maksiat. Kamu nggak bakal ikut-ikutan pacaran karena takut dibilang jomblo dan nggak gaul. Kamu tetap keukeuh pada pendirian karena muslimah itu orang yang punya prinsip. Itu artinya, kamu selalu punya harga diri atas prinsip yang kamu pegang teguh. Iya nggak seh?

Karena banyak juga mereka yang meskipun sudah menutup aurat dengan kerudung gaul, masih enggan disebut jomblo. Jadilah mereka terlibat affair bernama pacaran sekadar untuk gaya-gayaan. Bener-benar nggak ada bedanya dengan mereka yang nggak pake kerudung. Malah parahnya, masyarakat akan antipati sama muslimah tipe ini. Berkerudung tapi pacaran. Berkeredung tapi masih suka boncengan sama cowok non mahrom. Berkerudung tapi sering berduaan sama cowok dan runtang-runtung nggak jelas juntrungannya. Padahal, kelakuannya yang model begitu itu bisa membuat jelek citra kerudung, imej Islam jadi rusak, dan tentunya doi bikin peluang orang lain untuk menilai dan memukul rata bahwa doi mewakili muslimah. Parah banget!

Intinya, predikat jomblo jauh lebih mulia kalo kamu menghindari pacaran karena takut dosa. Menjadi jomblo jauh lebih bermartabat kalo itu diniatkan menjauhi maksiat. Menjadi jomblo sama dengan sholihah kalo itu diniatkan karena Allah semata. Bukankah hidup ini cuma sementara saja? Jadi rugi banget kalo hidup sekali dan itu nggak dibikin berarti. Jadi kalo ada yang rese dengan kamu karena status jomblomu, katakan saja ‘jomblo tapi sholihah, so what gitu loh!’. Hidup Jomblo! Allahu akbar!

Rabu, 09 September 2009

Menggugat Kejujuran Pengusung Ekonomi Kapitalisme

Oleh : Redaksi 29 Oct 2008 - 12:30 pm

Salah satu yang sangat menyolok tampak di depan mata saat krisis finansial global dunia saat ini adalah ketidak jujuran. Ketidakjujuran para pemimpin, ketidak jujuran para intelektual . Padahal kejujuran pastilah dibutuhkan oleh siapapun. Sebaliknya pendusta tentu saja tidak disukai oleh siapapun dan yang jelas dilaknat Allah SWT. Ketidakjujuran itu sekarang tampak jelas dari mereka-mereka yang mengusung dan mempertahankan ideology kapitalisme.

Ketidakjujuran yang pertama adalah menolak bahwa persoalan ini merupakan persoalan system kapitalisme itu sendiri. Mereka mengatakan krisis financial ini bukan persoalan system ideology kapitalisme. Ini hanya masalah naik turun biasa dalam system ekonomi, upaya mencari keseimbangan, hanya sekedar recovery ekonomi. Karena itu menurut mereka , kita tidak membutuhkan pergantian system ideology. Kita cukup memainkan instrument teknis ekonomi seperti naik turun suku bunga, buyback saham, kucuran dana, intervensi pasar, bailout dan lain-lain. Dengan optimis mereka mengatakan , ekonomi dunia akan kembali membaik. (simak diskusi HTI vs VOA "Rizal Mallarangeng" )

Padahal sudah sangat nyata didepan mata krisis ekonomi ini bukan pertama kali terjadi. Sudah terjadi berulang kali. Tentu sangat mengherankan kalau ada yang mengatakan tidak ada yang salah dalam system kapitalisme ini. Kalau tidak ada yang salah kenapa terjadi berulang-ulang ?

Yang menggelikan masih ada intelektual atau pengamat ekonomi di negeri kita yang dikenal pro liberal berjibaku membela ekonomi kapitalisme. Padahal disisi lain, kritik terhadap ekonomi kapitalisme justru bermunculan dari pakar ekonomi Barat maupun pengusaha kapitalis sendiri.

Dalam editorial 20 September The New York Times dengan sangat keras mengecam sistem kapitalisme liberal yang diterapkan pemerintahan Presiden Bush sebagai sumber malapetaka ini. Menurut editorial itu, rakyat Amerika harus diberi tahu kebenaran yang fundamental bahwa krisis yang sekarang menerpa Amerika terjadi sebagai hasil sebuah kesengajaan dan kegagalan sistematik dari pemerintah untuk mengatur dan memonitor aktivitas bankir, kreditor, pengelola dana (hedge funds), asuransi dan pemain pasar lainnya.

Tak urung pemenang hadiah nobel Joseph E. Stiglitz, mengkhawatirkan AS akan terpuruk pada depresi hebat. Ia pun mengingatkan negara-negara peniru sistem kapitalisme AS, untuk bersiap-siap hancur. “Upaya penyelamatan Bush berupa kucuran dana US$ 700 milyar dan nasionalisasi sejumlah bank adalah tanda kematian sistem kapitalisme ala AS,” ujarnya.

Rencana penyelamatan yang dilakukan juga diperkirakan tidak akan benar-benar menyelesaikan masalah. Dalam pandangan Goerge Soros sebenarnya krisis demi krisis sudah bermunculan sejak tahun 1980-an. Namun menurutnya krisis ditangani justru untuk menciptakan krisis baru. Penyelamatan yang dilakukan selama ini bagaikan obat bius yang sekedar meringankan rasa sakit untuk sementara waktu. Itu karena sebab-sebab kehancurannya membutuhkan penyelesaian hingga ke akarnya, bukan hanya kebijakan tambal sulam

Hizbut Tahrir sendiri sudah berulang kali mengatakan yang terjadi sekarang adalah persoalan system yang fundamental. Ada kesalahan fundamental dari system ekonomi kapitalisme sekarang. Tahun 1997, Hizbut Tahrir telah mengeluarkan booklet, Hazzat al-Aswaq al-Maliyah: Asbabuha wa Hukm as-Syar’i fi Hadzihi al-Asbab (Goncangan Pasar Modal: Sebab dan Hukum Syara’ terkait dengan Sebab ini). Dengan tegas dan jelas disebutkan dalam booklet itu persoalan krisis ekonomi kapitalisme berpangkal pada tiga hal ; system keuangan yang ribawi, pasar saham yang spekulatif seperti judi, dan mata uang kertas yang tidak berdasarkan pada emas . Tiga perkara inilah yang membuat ekonomi non riil menggelembung lebih besar dari ekonomi riil. Hal ini menciptakan ekonomi yang rapuh yang kelihatan besaar namun gampang pecah (bubble economic). Dan sekarang tahun 2008, krisis kembali berulang, apa yang sudah lama diingatkan oleh Hizbut Tahrir kembali terulang.

Ketidakjujuran yang kedua adalah menutup mata bahwa system kapitalisme telah membawa penderitaan yang luar biasa bagi umat manusia. Rizal Malarangeng dalam diskusi Halaqoh Islam dan Peradaban yang diselenggarakan Hizbut Tahrir (23/10) dengan menyakinkan mengatakan satu-satunya system ekonomi yang mampu mensejahterakan manusia adalah kapitalisme. Kita tidak habis pikir, bagaimana Bang Rizal bisa menutup mata terhadap korban-korban kapitalisme dunia sekarang ini.

Jauh sebelum terjadi krisis saja kapitalisme telah gagal mensejahterakan manusia. Untuk di Indonesia, berdasarkan data BPS , setelah dinaikkannya BBM,penduduk miskin meningkat dari 15,75 % (2005) menjadi 17,95 % (2006) 39,05 juta hidup miskin (Kompas, 6/11/2006). Memang terakhir jumlah penduduk miskin Indonesia berkurang, tapi tetap saja jumlah yang miskin mencapai puluhan juta. Kalau menggunakan standar 2 dollar /hari (standar Bank Dunia) berarti 50 % rakyat Indonesia (100 juta jiwa) hidup dalam kemiskinan. Nasib dunia juga tak jauh beda, berdasarkan laporan FAO, 800 juta orang terancam mati akibat kelangkaan pangan karena kemiskinan dan keterbelakangan (Kompas, 1/11/2004).

Memang kita akui system kapitalisme telah mensejahterakan manusia. Namun pertanyaannya seberapa banyak yang sejahtera itu ? Hanya segelintir orang yang memiliki modal yang kuat ! Kapitalisme telah menciptakan kesenjangan yang luar biasa. Rudolf H. Strahm (1980) menulis negara-negara industri dg penduduk hanya 26 % menguasai lebih 78 % produksi, 81 % perdagangan dunia, 70 % pupuk, dan 87 % persenjataan dunia. Sedang 74 % penduduk dunia (di Asia, Afrika, dan Amerika Latin) hanya menikmati sisanya, yakni seperlima produksi dan kekayaan dunia.

Laporan UNDP (1999) juga menggambarkan potret yang sama. seperlima orang terkaya dari penduduk dunia mengkonsumsi 86 % semua barang dan jasa dunia. Sebaliknya seperlima penduduk termiskin hanya mendapatkan 1 persen lebih sedikit barang dan jasa dunia. Dalam laporan pendapatannya untuk tahun 2007, pihak ExxonMobil memperoleh keuntungan sebesar $40.6 Billion . Nilai penjualan ExxonMobil mencapai $404 billion, melebihi Gross Domestic Product (GDP) dari 120 negara di dunia. Kita harus memberikan catatan tegas, negara kapitalis dengan perusahaan multinasionalnya memang sejahtera, namun dengan memiskinkan negara berkembang.


Bang Rizal dan para pendukung sistem kapitalisme, mungkin boleh-boleh saja dengan enteng mengatakan, krisis ini hal yang biasa, ekonomi akan kembali seimbang. Dalam diskusi kemarin, Bang Rizal, sambil agak tertawa mengatakan, soalnya kenapa kalau kita kapitalis?Tentu saja masalah bang ! Sebab sistem ini telah membunuh ratusan jutaan manusia.

Kita perlu perlu pertanyakan bagaimana dengan korban-korban krisis ekonomi dunia ini, apakah kita menutup mata dengan semua ini? Di Amerika Serikat sendiri saat ini 28 persen penduduknya - dari sekitar 300 juta orang - termasuk kategori miskin. Data terakhir menunjukkan 37 juta orang malah telah berada di bawah garis kemiskinan. Kini setiap hari orang-orang miskin itu mendapatkan bantuan sebesar 5,6 dolar AS (60 ribu rupiah)/hari untuk makansuatu jumlah yang sangat kecil dan tidak cukup.

Organisasi Buruh Internasional (ILO) memprediksikan, 20 juta orang akan menjadi pengangguran sampai akhir tahun 2009 sebagai dampak dari krisis keuangan yang memicu krisis perekonomian global. Dalam konferensi internasional World Food Day di Dublin, Irlandia, mantan sekjen PBB Kofi Annan menekankan kemungkinan 10.000 anak-anak di Dunia Ketiga meninggal dunia Kamis (16/10) kemarin akibat kekurangan gizi.Beberapa pakar krisis pangan di pertemuan puncak itu sepakat bahwa jumlah orang yang kelaparan di seluruh dunia akan meningkat sekitar 920 juta. Bagaimana kita menganggap perkara ini adalah biasa sementara korbannya ratusan juta manusia? Bukankah mereka itu adalah manusia, bukan sekedar angka-angka?

Walhasil kita butuh kejujuran yang terakhir, untuk menerima sistem ekonomi Islam yang bersumber dari Dzat yang Maha Benar, Allah SWT. Sistem ekonomi yang akan memberikan kesejahteraan pada manusia, bukan hanya muslim tapi non muslim. Bukan hanya segelintir orang , tapi pada semua orang. Sangat tegas politik ekonomi Islam adalah menjamin kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan) tiap individu rakyat, menjamin pendidikan dan kesehatan gratis.

Sangat jelas pula sistem ekonomi Islam yang berdasarkan mata uang emas , perekonomian yang jauh dari riba dan judi yang spekulatif akan mendorong ekonomi sektor riil. Ekonomi Islam lewat pengaturan pemilikan yang disamping mengakui pemilikan individu dan negara juga akan tegas mengatur pemilikan umum yang merupakan milik rakyat dan tidak boleh diserahkan kepada swasta. Air, listrik, hutan, tambang emas,minyak, perak, batu-bara adalah milik rakyat (milkiyah ‘amah) yang dikelola oleh negara untuk kesejahteraan rakyat. Akankah kita masih menolak sistem islam yang agung ini? Lagi-lagi butuh kejujuran. (Farid Wadjdi/HTI)


Krisis Finansial Global, Tanda Nyata Runtuhnya Kapitalisme?


Krisis Finansial Global: Tanda Nyata Runtuhnya Kapitalisme?
HTI-Press. Krisis finansial yang melanda Amerika Serikat, kemudian menjadi krisis global saat ini sebenarnya suatu hal yang biasa dan tidak mengejutkan. Dalam kajian Ikatan Sarjana Ekonomi Islam Indonesia, disebutkan krisis ini ternyata sudah berulang kali terjadi. Sepanjang seratus tahun terakhir sudah terjadi 20 kali. “Itu artinya rata-rata lima tahun sekali krisis ini terjadi,” ujar Ismail Yusanto, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia di depan ratusan peserta Halqah Islam dan Peradaban, di Jakarta Kamis (23/10). Acara ini dihadiri juga oleh pembicara lainnya seperti Achmad Deni Daruri (Presiden Director Center for Banking Crisis), Hartoyo (Mantan Penjabat IMF di Indonesia), dan Rizal Malarangeng (Direktur Freedom Institute) (HTI).

Akhlak Buruk Gerombolan Penolak RUU Pornografi

27 Oct 08 - 1:30 am

Selamatkan anak-anak kita dari bahaya pornografi !
Seandainya pornografi bisa berwujud makhluk atau benda, tentulah ia berwujud sangat buruk, bejat dan menjijikkan. Rupanya wujud yang mirip tergambar pula dari tingkah laku para pendukung pornografi, alias para penolak RUU Pornografi.

Salah satu contoh lama adalah saat aksi demo para penolak RUU APP (kini berganti nama menjadi RUU Pornografi), yang terjadi tanggal 22 April 2006 dimana dihadiri istri Gus Dur, Sinta Nuriyah, pedangdut goyang ngebor Inul Daratista, pemain sinetron Rieke Dyah Pitaloka, Becky Tumewe, Jajang C Noer, Lia Waroka, Olga Lidya, Ratna Sarumpaet, dan lain-lain. Saat demo berlangsung sekelompok waria (bencong) yang berkumpul di mobil tronton, tempat panggung didirikan di pojok kawasan Bundaran HI, Jakarta, melakukan joged yang memamerkan lekuk tubuh. Puncaknya salah seorang dari mereka melakukan pamer payudara didepan para wartawan dan didukung penuh tawa gembira oleh sesama bencong lainnya.

Dalam setiap demo, gerombolan penolak RUU Pornografi dari berbagai kelompok ini selalu tampil dengan aksi-aksi yang secara sengaja mengundang birahi, mengumbar aurat, dan dengan menggunakan spanduk dan poster yang menggunakan bahasa yang jauh dari kesopanan.

Sedangkan dalam dialog di depan publik mereka rela menghalalkan segala cara, misalnya dengan ancaman melepaskan diri dari NKRI, memfitnah bahwa ada upaya Islamisasi dari sekelompok orang di Indonesia, membentuk opini bahwa RUU Pornografi bisa menimbulkan bahaya SARA, dan lain sebagainya.

Kesaksian Ade Armando

Bahkan seorang Ade Armando, ‘ahli komunikasi’ yang kontroversialpun, menjadi kaget setelah menyaksikan tingkah laku gerombolan penolak RUU Pornografi ini. Ade Armando bukanlah seorang yang berpihak pada umat Islam, misalnya sikapnya yang membolehkan muslim mengucapkan selamat Natal atau dukungan terhadap improvisasi sholat ala Wadud, namun dalam aspek pornografi ia merupakan salah seorang pendukung RUU Pornografi.

Berikut ini kesaksian Ade Armando, yang selama ini dikenal menolak gaya aksi FPI, menuliskan kesan-kesannya saat ikut hadir menyaksikan Rapat Dengar Pendapat Umum dengan para wakil masyarakat di provinsi Bali. Kesaksian ini ia tuliskan sendiri di milis Jurnalisme@yahoogroups.com, dan dikutip sesuai aslinya, sbb :

“Awal pekan ini sejumlah anggota DPR berjalan ketiga daerah yang selama ini dianggap sebagai basis penolakan RUU Pornografi untuk melakukan acara Rapat Dengar Pendapat Umum dengan para wakil masyarakat di tiga provinsi: Bali, Sulawesi Utara dan Jogja. Acara ini diadakan terutama untuk menjawab permintaan agar RUU ini disosialisasikan dan didiskusikan kembali. Saya hadir di RDPU soal RUU Pornografi di Bali.


Keadaannya sungguh buruk:

1. Suasana sungguh tak terkendali, bahkan oleh Gubernur. Walau ada sejumlah tokoh masyarakat Bali berbicara dengan tenang, puluhan undangan datang bukan untuk berdiskusi tapi untuk marah dan memaki-maki. Tujuh anggota DPR yang mendukung RUU Pornografi dan berusaha menjelaskan argumen mengapa RUU ini penting diteriaki, dimaki-maki, disuruh turun dan pulang ke Jakarta. Tak ada dialog. Mengingatkan saya pada gaya FPI. Bahkan memang salah satu pembicara menyatakan dirinya mewakili kaum preman.

2. Gubernur Bali menyatakan: "Kami bukan saja menolak RUU Pornografi tapi juga menolak membahasnya!"

3. Pasal-pasal RUU yang dipersoalkan sama sekali tak dibicarakan. Sebagian peserta masih berbicara bahwa kalau disahkan, RUU ini akan mengkriminalkan para turis berbikini di pantai-pantai Bali, mengkriminalkan arca-arca dan patung-patung Bali dan akan mengkriminalkan adat istiadat Bali. Nyata sekali para pembicara ini termakan propaganda dan disinformasi yang menyesatkan tentang isi RUU.

4. Kelompok Islam tidak diundang dalam acara ini. Wakil MUI Bali akhirnya bisa hadir setelah bergerilya mencari cara untuk bisa masuk ke ruangan. Sepanjang acara, mereka, tentu saja, tidak punya kesempatan untuk berkomentar (walau kemudian, saya katakan pada mereka: tak perlulah MUI bicara dalam suasana panas begini.)

5. Wakil PDS di DPR jelas-jelas berusaha memanfaatkan acara ini. Tanpa bicara isi RUU, ia memanfaatkan waktu untuk bicara dengan satu pernyataan singkat: "Sejak awal PDS menolak RUU Pornografi ini." Tepuk tangan pun bergemuruh.

6. Kampanye negatif dengan sangat kasar sangat terasa. Ketua MUI Bali menunjukkan pada saya berita Media Indonesia yang memuat informasi bohong dengan seolah-olah mengutip pernyataan Ketua MUI Bali bahwa dia mendukung penolakan atas RUU Pornografi. Saya sarankan pada dia, kirimkan surat ke Media Indonesia dan Dewan Pers dan koran-koran besar lain bahwa Ketua MUI Bali tidak pernah menyatakan hal itu. Saya katakan, kalau Bapak tidak membantah, orang akan menyangka bahwa MUI Bali memang mendukung penolakan.

7. Bagaimanapun kondisi Bali lebih baik daripada Rapat Dengar Pendapat Sulawesi Utara. Di Sulut, seorang pendukung RUU Pornografi dipukul tatkala menyatakan dukungannya atas RUU Pornografi.

8. Sepanjang acara, ancaman bahwa Bali akan memisahkan diri dari NKRI kalau RUU ini disahkan berulang-ulang disampaikan.

Di Bali, saya belajar, perjalanan kita menuju masyarakat demokratis yang beradab memang masih jauh dari kenyataan. FPI cuma salah satu contoh. Contoh-contoh lainnya tersebar di mana-mana. Tapi, memang, kata siapa hidup ini mudah? (ade armando) “

Nahh, sekarang kita telah melihat bukti tingkah laku para penolak RUU Pornografi. Ini tak lain adalah sikap premanisme pemaksaan kehendak, preman berjubah HAM, radikalisme moral jalanan, pelaku kriminal pemikiran, dan merupakan salah satu bentuk kebrutalan moral rendahan.

Mereka mungkin tidak merasa atau berkilah bahwa mereka bukan mendukung pornografi, tapi mereka sebenarnya tidak menolak infrastruktur bagi keberadaan pornografi. Dan jelas, bahwa mental bejat dan akhlak buruk yang tersembunyi dibalik lipatan-lipatan ‘hak asasi & keadilan’ yang mereka gemborkan sebenarnya adalah salah satu perangkat infrastruktur untuk hidupnya pornografi di negeri yang kita cintai ini.

Bahkan dikutip dari situs lain, bahwa Ketua Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang (RUU) Pornografi Balkan Kaplale mengaku telah menerima 6.000 pesan singkat dari masyarakat mengenai rancangan undang-undang yang sedang dibahas.

"Dari 6.000 SMS hanya 20 yang menolak," aku Balkan di gedung DPR. Sisanya, lanjut Balkan mendukung rancangan undang-undang Pornografi segera disahkan menjadi undang-undang.

Sebelumnya, ratusan orang dari Forum Umat Islam (FUI) melakukan demontrasi di depan gerbang DPR. Mereka mendesak DPR segera mengesahkan RUU tersebut.

Perwakilan massa juga sempat diterima Ketua DPR Agung Laksono, Ketua Pansus Balkan Kaplale, dan Ketua FPPP Lukman Hakim Saefudin. (fpi.or.id/RM)

Aksi Pamer Payudara Karnaval Budaya Tolak RUU APP di Bundaran HI

RUU APP BUKAN untuk menyeragamkan budaya,
BUKAN untuk menyeragamkan dalam berpakaian,
BUKAN untuk memaksakan aturan suatu agama.
RUU APP dapat mengangkat suatu kaum/suku yang masih berpakaian / pola hidup
yang tertinggal, dan BUKAN untuk menangkapnya. Kenapa ?
Karena mereka bukan dengan sengaja mempertontonkannya.
Tapi ini merupakan tugas kita untuk menjadikan mereka
lebih beradab dalam era globalisasi ini.

RUU APP ini justru untuk mendefinisikan Pornografi dan Pornoaksi,
karena TIDAK ADA satupun UU yang jelas mendefinisikan pornografi.
RUU APP ini hanya meminta warga negaranya berpakaian secara sopan,
TIDAK untuk memancing birahi lawan jenisnya (baik laki-laki dan perempuan),
TIDAK ada pemaksaan untuk berpakaian model Islami/Arab/Taliban.
RUU APP melindungi kaum perempuan Indonesia dari
pihak-pihak yang justru merendahkan kaum perempuan
dengan dijadikan objek yang laku dijual demi kaum laki-laki hidung belang.
RUU APP melindungi moral anak-anak kita dari bahaya pornografi
demi membangun masa depan bangsa dengan keilmuannya
bukan dengan mempertontonkan tubuhnya atau bahkan melacurkan dirinya.

Janganlah kalian EGOIS karena saat ini
kalian dapat menikmati keindahan tubuh perempuan.
Janganlah kalian EGOIS karena saat ini banyak job order
untuk tampil dan terkenal dengan mempertontonkan tubuh kalian.
Janganlah kalian mengeruk profit dari mempertontonkan tubuh perempuan
yang justru menghinakan/merendahkan kaum perempuan.

Lihatlah masa depan bangsa…
lihatlah masa depan anak-anak bangsa yang masih lucu,
lugu dan mereka sedang giat belajar.
Jangan ganggu dan usik mereka oleh media pornografi.
Jangan hinakan harga diri mereka karena
ibunya/ayahnya mempertontonkan keindahan tubuhnya.

Selamatkan anak-anak kita dari bahaya pornografi !

Walaupun Penegakkan Hukum oleh Aparat terus digalakkan

Tetap saja Pornography & Pornoaksi terus tumbuh subur

Bahkan pandangan diatas sudah menjadi hal yang Biasa!!

Selamatkan anak-anak kita dari bahaya pornografi !
Template Design by faris vio